Jogja
Selasa, 2 Februari 2016 - 08:20 WIB

PERTANIAN DIY : Bulog Minta BPS Rekomendasikan Harga Beras Rendah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani memanggul beras hasil panen di daerah Ngemplak, Boyolali, beberapa waktu lalu. Meski jumlah orang yang mengalami kelaparan di dunia menurun menurut perhitungan badan pangan dan pertanian PBB, FAO, namun meningkatnya harga pangan bisa memperlambat upaya mengatasi kelaparan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Pertanian DIY untuk harga jual beras terus dipantau

Harianjogja.com, BANTUL-Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menemukan daerah-daerah yang memiliki nilai jual beras terendah. Hal ini dilakukan untuk mempercepat serapan beras di masyarakat oleh Bulog.

Advertisement

Kepala Bulog Divre DIY Sugit Tedjo Mulyo mengatakan, untuk mencapai target serapan 62.500 ton pada tahun 2016 ini, diperlukan pemetaan daerah mana saja di DIY yang memiliki potensi produksi padi yang tinggi serta harga yang rendah.

“Kita ajak BPS kalau ada harga yang terendah saya pingin kesana. Kalau melihat tadi harga gabah Rp5.000,  kalau sudah jadi beras bisa Rp10.000 sekian itu sementara kita beli Rp7.300,” kata Sugit usai mengikuti Press Release BPS di Kantor BPS DIY kawasan Ring Road Selatan, Bantul, Senin (1/2/2016).

Standar pembelian itu berdasarkan Instruksi Presiden No.15/2015 yang mana dinyatakan harga pembelian beras dari petani dipatok Rp7.300 per kg. Ia mengatakan, beras yang dibeli dari petani tidak melihat jenis tetapi lebih pada kualitasnya. Dari alasan ini tak heran jika banyak orang yang mengatakan beras Bulog tidak enak.

Advertisement

“Kita gunakan standar kualitas bukan jenis. Kita pakai standar patah-patah 20%, menir 2%, kadar air 14%, derajat sosoh 95%. Kita tidak kenal jenis rojo lele atau apa,” ungkapnya.

Jika Bulog mampu membeli harga beras dengan harga murah maka akan memperlancar proses penyerapan beras tahun ini. Hingga akhir Januari lalu, Bulog baru mampu menyerap 8 ton beras dari target 200 ton beras per bulan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif