SOLOPOS.COM - Panen padi di persawahan Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

Pertanian DIY di awal tahun panen apdi belum sesuai harapan.

Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Bulog Divre DIY Sugit Tedjo Mulyo menyampaikan minimnya serapan beras pada awal tahun dipengaruhi musim panen yang belum berlangsung.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Musim panen belum serentak terjadi dan masih tersebar di daerah-daerah tertentu. Nanti, kata dia, sekitar Maret dan April adalah puncak panen padi sehingga diharapkan pada bulan-bulan tersebut serapan beras tinggi. Ditargetkan dalam sebulan Bulog dapat menyerap sampai 500 ton.

Pihaknya juga meminta kerjasama kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di setiap kabupaten. Penyaluran beras melalui gapoktan akan memudahkan skema penyerapan. Menurutnya Gapoktan yang aktif langsung menyetorkan beras kepada Bulog, baru Gapoktan Kulonprogo.

Saat ini stok beras di Bulog masih aman. Ia mengatakan stok beras di Bulog saat ini mencapai 15.000 kg. Menurutnya Bulog siap kapan saja melakukan operasi pasar (OP) di mana saja. Baik di pasar, komplek perumahan, maupun pusat keramaian lainnya.

Terkait permintaan kerjasama untuk ikut menunjukkan daerah yang berpotensi memiliki harga beli beras yang murah, Kepala BPS DIY Bambang Kristiawan menjelaskan saat ini beras dengan harga murah dapat ditemukan di daerah Kabupaten Bantul.

“Beras IR 64 termasuk varietas rendah, harganya Rp3.850 per kg dapat ditemukan di sewon, Bantul,” tuturnya.

Sementara untuk beras jenis mentik wangi dengan harga Rp5.500 per kg dapat diperoleh di Kecamatan Moyudan, Sleman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya