SOLOPOS.COM - Sudiyono saat menunjukan salah satu makanan berbahan baku kakau yang ada di Desa Nglanggeran, Patuk. Minggu (24/4/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Gunungkidul, budidaya kakao dikembangkan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Petani di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk mengembangkan panganan berbahan baku kakao, mulai dari cocomik, permen hingga dodol coklat. Inovasi ini merupakan hal yang baru, karena selama 29 tahun melakukan budidaya baru tahun ini melakukan pengembangan olahan makanan dari kakao.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Pengurus kakao di Desa Nglanggeran, Sudiyono menjelaskan, luasan tanaman kakao di Desa Nglanggeran mencapai 65 hektare. Untuk hasil panen sudah lumayan baik, tapi dengan keberadaan sentra PTP, petani tidak lagi menjual barang secara mentah, tapi sudah mulai membuat makanan olahan berbahan kakao.

“Kami sudah 29 tahun menanam kakao, tapi baru tahun ini mulai mengembangkan menjadi olahan makanan. Ke depannya kami memiliki target produksi permen coklat, dodol coklat atau pisang salut yang dibuat bisa dipasarkan ke luar daerah. untuk itu, kami punya tugas berat selain mempertahankan kualitas yang dihasilkan, juga harus mempromosikan seluruh produk yang dimiliki,” katanya.

Sementara itu, salah seorang wisatawan di Embung Nglanggeran, Andi Kristanto mengaku baru mengetahui kalau di sekitar embung memiliki produksi olahan makanan berbahan dasar coklat. Dia mengakui, awalnya sempat ragu untuk membeli tapi setelah merasakan ternyata hasil olahan coklat di Nglanggeran memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan produk dari daerah lain.

“Enak rasanya dan saya beli beberapa produk untuk oleh-oleh orang di rumah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya