SOLOPOS.COM - Pertanian Gunungkidul (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Pertanian Gunungkidul terganggu cuaca

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Gangguan cuaca yang terjadi di tahun lalu berdampak terhadap hasil panen di Gunungkidul. Komoditas pangan seperti padi, jagung, ubi-ubian hasilnya berkurang jika dibadingkan dengan hasil yang diperoleh di 2014.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul, mayoritas komoditas pangan mengalami penurunan. Produksi ubi kayu menjadi komoditas yang paling banyak berkurang, dengan jumlah penurunan mencapai 63.163 ton.

Penurunan tertinggi kedua terjadi pada komoditas jagung dengan penurunan produksi mencapai 25.617 ton, sedang padi menurun sebanyak 216 ton. Bertolak belakang dengan komoditas lain, kedelai malah ada peningkatan produksi sekitar 95 ton. Namun capaian itu belum mencukupi produksi yang ada, karena selama lima tahun terakhir hasilnya terus mengalami penurunan.

Kepala Bidang Bina Produksi DTPH Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian. Beberapa faktor ini antara lain, ketersediaan air, fungsi teknologi dan varietas bibit yang digunakan.

Diakuinya akibat gangguan elnino di tahun lalu mengakibatkan cuaca kering yang berkepanjangan sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan air. Terlebih lagi untuk pemeliharaan di Gunungkidul sangat bergantung dengan model pertanian tadah hujan. Akibat adanya gangguan ini maka mempengaruhi terhadap tingkat produksi pertanian yang ada.

Meski varietas maupun teknologi yang digunakan sudah bagus, namun ketiadaan air juga akan memengaruhi panen yang dihasilkan.

“Tiga faktor itu sangat berpengaruh dan hasilnya bisa dilihat dari data yang tersaji,” kata Raharjo saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (18/3/2016).

Dia menambahkan, tanaman padi masih menjadi komoditas unggulan di Gunungkidul. Hal ini tidak lepas dari luas lahan yang dimiliki maupun panen yang diperoleh setiap tahunnya.

“Saat masa tanam pertama, petani kita akan beramai-ramai menanam padi. Baru saat memasuki masa tanam kedua mulai menanam komoditas lain seperti jagung, kedelai kacang dan ubi-ubian,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya