Jogja
Rabu, 29 Maret 2017 - 19:20 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Musim Hujan Jadi Berkah Pemburu Keong

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suparti menunjukkan keong sawah hasil tangkapannya di area persawahan di Dusun Sumbermulyo, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari. Selasa (28/3/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Pertanian Gunungkidul menghadapi hujan berkepanjangan yang menjadi berkah bagi sebagian warga

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Musim penghujan yang panjang menjadi berkah tersendiri bagi warga di kawasan persawahan, Dusun Sumbermulyo, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari. Mereka panen keong yang banyak hidup di sawah, untuk dijual demi menambah penghasilan.

Advertisement

Curah hujan yang tinggi selama beberapa bulan terakhir membuat sejumlah area persawahan tak pernah kekurangan air. Air yang menggenangi area persawahan menjadi tempat berkembang biak yang ideal untuk siput air, atau lebih dikenal dengan keong sawah.

Salah seorang pencari keong, Suparti mengatakan saat musim hujan dia dapat dengan mudah mendapatkan ratusan keong di sawah. Pasalnya saat musim hujan keong dapat berkembang biak dengan pesat. “Petani senang kalau banyak yang cari keong, karena keong sawah bisa menghambat pertumbuhan padi,” kata dia, Selasa (28/3/2017).

Warga asal Desa Logandeng, Kecamatan Playen itu memang mengaku kerap mencari keong di area perawahaan hingga luar desa. Setiap hari dia dapat mengumpulkan ratusan keong untuk sekedar dikonsumsi atau juga dijual ke pengepul.

Advertisement

Menurut Suparti, pengepul keong biasanya menghargai Rp15.000 untuk satu kilogram keong. “Biasanya perhari ya dapat satu sampai dua kilogram keong. Lumayan bisa menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Diakuinya meskipun keong di sawah saat musim hujan melimpah, namun harga keong tetap stabil seperti biasanya. Sebab kata dia permintaan keong di wilayahnya sangat tinggi, bahkan dia mengaku kuwalahan memenuhi permintaan.

Dia menambahkan, selama ini keong sawah hasil tangkapannya itu banyak diolah menjadi panganan. Salah satunya diolah menjadi sate keong, yang kerap dijual di sejumlah angkringan dan warung makan. “Yang paling banyak memang dijadikan sate keong,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, salah seorang petani di Dusun Sumbermulyo, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Pratomo mengatakan memang ketika musim hujan di area persawahan miliknya banyak sekali keong. Menurutnya jika dalam jumlah yang banyak keong itu sangat mempengaruhi pertumbuhan padi. Terutama jenis keong mas.

Dengan adanya pencari keong, dia mengaku cukup terbantu, lantaran hama tanaman menjadi berkurang. “Bisa menghambat pertumbuhan padi, biasanya keong itu makan batang padi yang masih muda. Dan kalau keongnya banyak ya bisa gagal panen,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif