SOLOPOS.COM - Beberapa warga Dusun Regedek, Giripanggung, Tepus dan Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (tengah) memperlihatkan tikus yang berhasil diburu. Jumat (29/5/2015). (JIBI/Harian Jogja/dok.Regedek)

Pertanian Gunungkidul terutama di Regedek mendapat serangan hama tikus.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Hama tikus menyerang lahan pertanian milik warga Dusun Regedek, Giripanggung, Tepus. Untuk mengatisipasi kerusakan yang lebih parah, warga melakukan pemburuan terhadap hewan pengerat itu.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, Jumat (29/5/2015), serangan tikus tidak hanya terjadi di lahan pertanian, karena juga sampai memasuki area pemukiman warga. Jika dibiarkan, kesehatan warga bisa terancam, sebab binatang ini merupakan sumber penyakit leptospirosis yang mematikan.

Untuk meminimalisir perkembangan populasi, warga berinisiatif melakukan gropyokan. Caranya, warga memburu ke lokasi-lokasi yang menjadi sarang tikus. Selanjutnya, tikus yang tertangkap dibunuh, lalu dikubur.

Menurut pengakuan seorang warga, Sutrisno, serangan tikus terjadi sejak sebulan yang lalu. kondisi ini sangat meresahkan warga, sebab binatang ini juga menjadi sumber penyakit yang mematikan.

“Kami sangat khawatir, selain merusak tanaman, tikus-tikus itu aktif berkeliaran di rumah-rumah warga,” kata Sutrisno kepada wartawan, kemarin.

Dia menjelaskan, meski sudah berinisiatif memburu, namun upaya tersebut urung membuahkan hasil yang signifikan. Warga mengaku kesulitan, karena tikus-tikus tersebut banyak beraktivitas di malam hari.

“Jumlahnya sangat banyak, sedankan alat yang kami gunakan juga terbatas. Untuk menangkapnya, kami juga banyak memasang alat penjebak,” aku Sutrisno.

Dia menambahkan, akibat serangan tersebut banyak tanaman warga mulai dari padi, kacang, kedelai hingga sorgum rusak. Tak hanya itu, hasil panen yang dijemur di halaman juga tak luput dari binatang pengerat itu.

“Mudah-mudahan dari dinas ada solusi untuk menanggulangi. Gropyokan yang dilakukan, juga hanya bersifat sementara karena hanya mengurangi populasi tikus. tapi tidak bisa menghilangkan secara besar-besaran,” ujar Sutrisno.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi yang meninjau lokasi, berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan itu. Dia meminta kepada dinas, khususnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk memberikan solusi sehingga keresahan warga bisa dihilangkan.

“Harus segera dilakukan penanganan. Sebab, selain menyerang tanaman, serangan tikus juga membahayakan kesehatan warga,” ujar Immawan.

Dia pun mengapresiasi upaya warga dengan melakukan gropyokan. Harapannya, kegiatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan, sehingga upaya mengurangi populasi tikus bisa dilakukan. “Itu harus dilakukan secara rutin, sehingga populasinya bisa ditekan,” imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya