Jogja
Rabu, 12 Juni 2013 - 17:20 WIB

PERTANIAN: Hujan, 30 Hektar Tanaman Melon di Bantul Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

BANTUL—Puluhan hektare tanaman cabai dan melon di Bantul busuk akibat diguyur hujan beberapa hari terakhir. Belum ada bantuan pemerintah untuk membantu petani yang mengalami kerugian.

Advertisement

Kerusakan paling parah komoditas pertanian diantaranya terjadi di Desa Parangtritis. Kepala Desa Parangtritis, Topo, 60, mengatakan tanaman yang rentan air seperti melon nyaris tak bisa diselamatkan. Tercatat sekitar 30 hektare tanaman melon di daerah ini yang mengalami kerusakan karena rentan terkena hujan. Melon yang ditanam baru berumur 40-50 hari mendekati masa panen.

“Sangat sedikit sekali yang bisa diselamatkan,” kata Topo, Rabu (12/6/2013).

Tak hanya melon, khusus tanaman cabai sebanyak 30 hektare juga mengalami kerusakan parah. Alhasil hanya sebagian cabai yang dapat dipanen. Di Parangtritis, tanaman cabai juga baru berumur 40-50 hari. “Tanaman cabai itu bukanya jadi merah tapi berubah jadi hijau,” pungkasnya.

Advertisement

Petani kata Topo salah memprediksi cuaca. Sedianya sejak April lalu telah memasuki musim kemarau. Namun hingga Juni ini hujan deras mengguyur hampir saban hari.

“Biasanyakan April sudah panas, masuk bulan mber-mberan (September-Desember) baru hujan,” tuturnya. Hingga saat ini menurut Topo, belum ada tindakan dari pemerintah untuk membantu petani yang lahanya rusak parah. Di sisi lain dari pemerintah desa juga belum memberi laporan karena masih memastikan jumlah luas lahan yang mengalami kerusakan.
Sebelumnya di Kecamatan Sanden, hasil panen cabai juga mengalami kerusakan parah akibat cuaca yang tak menentu. padahal saat ini harga cabai keriting cukup tinggi berkisar antara Rp27.000-Rp32.000 per kilogram.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif