Jogja
Senin, 7 Maret 2016 - 16:20 WIB

PERTANIAN KULONPROGO : Ada 2 Juta Tanaman Kelapa, Sebagian Besar Berusia Tua

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sarinten, warga Dusun II, Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo menunjukkan tanaman kelapa bojong bulat yang ada di pekarangan rumahnya, Jumat (18/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Pertanian Kulonprogo untuk komoditas kelapa, ada 2 juta pohon yang mayoritas sudah berusia tua

Harianjogja.com, KULONPROGO-Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perkebunan di Kulonprogo. Tahun ini, dana sebesar Rp211,5 juta disiapkan untuk program peremajaan tanaman kelapa di lahan seluas 100 hektare yang tersebar di lima kecamatan.

Advertisement

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Kulonprogo, Widi Astuti mengatakan, sasaran program peremajaan tanaman kelapa antara lain Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan Kokap.

“Populasi kelapa sebenarnya ada di semua kecamatan tapi kami fokus pada lima wilayah yang dinilai paling banyak produksinya,” ucap Widi, Jumat (4/3/2016) lalu.

Widi mengungkapkan, populasi tanaman kelapa di Kulonprogo diperkirakan mencapai lebih dari 2 juta pohon. Sebagian besar sudah berusia tua dan mulai mengalami penurunan produktivitas. Upaya peremajaan memang perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan setiap tahun.

Advertisement

“Antisipasi jangka panjang, kita siapkan bibit untuk mengganti tanaman yang sudah tua, rusak, dan menurun produktivitasnya,” kata dia.

Meski tidak signifikan, produksi tanaman kelapa diketahui terus naik dalam empat tahun terakhir. Namun, Widi menyadari jika bakal terjadi penurunan seiring dengan berkurangnya jumlah populasi, baik akibat tergusur pembangunan bandara di Temon maupun program cetak sawah baru di sejumlah wilayah.

Perluasan atau pembuatan lahan perkebunan kelapa baru pun dianggap relatif susah. Terlebih karena selama ini tanaman kelapa juga lebih banyak dibudidayakan di pekarangan warga.

Advertisement

Upaya peningkatan produktivitas tanaman yang tersisa kemudian menjadi fokus untuk mempertahankan eksistensi kelapa. Selain program peremajaan, petani tetap mendapat pembinaan dan pendampingan mengenai perawatan dan pemupukan.

Pola pikir bisnis petani juga dinilai perlu dikembangkan. Widi berpendapat, petani seharusnya sadar jika dia bisa mendapatkan keuntungan lebih jika mengolah hasil perkebunannya menjadi berbagai produk, seperti gula semut dan lainnya.

Widi lalu memaparkan, kebanyakan petani kelapa memang lebih suka menjual kelapa dalam bentuk butiran begitu saja. Hal itu juga terjadi di Desa Bojong, Kecamatan Panjatan. Wilayah tersebut dikenal sebagai daerah asal varietas tanaman kelapa terbaik yaitu, kelapa bojong bulat.

“Banyak pesanan bibit tapi mampunya baru lebih banyak menjual butiran kelapa. Kami sedang berupaya mengembangkan usaha pembibitan tanaman kelapa di sana,” ucap Widi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif