SOLOPOS.COM - Seorang petani dari Desa Demangrejo, Sentolo terpaksa memanen bawang merah yang baru berusia 50 hari untuk mengantisipasi rusak karena dimakan ulat, Kamis (4/6/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Pertanian Kulonprogo utamanya bawang merah mendapat serangan ulat.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Belasan hektare lahan bawang merah di Bulak Srikayangan diserang ulat dan terancam gagal panen. Bahkan, sejumlah petani panen dini untuk mengantisipasi rusaknya bawang merah.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Dari pantauan Harianjogja.com di salah satu lahan, sekitar 700 meter bawang merah tampak layu dan menguning. Beberapa ulat juga ditemukan di setiap batang daun bawang merah. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak sepuluh hari lalu, bahkan sejak bawang mulai tumbuh daun.

Slamet Widodo, salah satu petani bawang merah mengatakan, bawang merah yang ditanam mulai terserang ulat sejak pertama ditanam. Dia mengakui, peralihan musim ini tanaman bawang merah rawan terserang hama, seperti jamur dan ulat.

“Sebetulnya saat ini buan musimnya tanam bawang. Tapi karena harga bawang juga sedang tinggi, coba tanam siapa tahu menguntungkan,” ujar Slamet, Kamis (4/6/2015).

Slamet mengungkapkan, hujan sempat turun deras dan tiba-tiba berganti panas. Kondisi tersebut sangat memengaruhi tanaman bawang yang usianya juga masih baru beberapa hari. Akibatnya, tanaman bawang merah mudah busuk dan menjadi inang bagi kupu-kupu untuk bertelur.

“Upaya yang bisa dilakukan, selain disemprot insektisida, kami juga menyiangi atau mencari daun-daun yang terserang ulat secara manual. Karena disemprot obat belum tentu ulat langsung mati,” ungkap Slamet.

Sementara itu, petani bawang merah Dusun Kaliwinong Desa Srikayangan, Anang Subagyo menambahkan, akibat hama ini hasil yang diperoleh juga mengalami penyusutan. Jika pada kondisi normal satu kilo bibit bawang merah dapat menghasilkan 15 kilogram bawang. Namun, jika kondisi tanaman terserang hama hasilnya menyusut jauh.

“Kali ini paling dalam satu kilogram hanya menghasilkan lima kilogram sampai enam kilogram bawang saja. Tapi saat ini harga bawang merah juga sedang tinggi, jadi agak menguntungkan kami,” jelas Anang.

Anang mengungkapkan, harga bawang merah di pasaran saat ini mencapai Rp35.000 per kilogram. Tingginya harga bawang merah tersebut dinilai memberikan keuntungan bagi petani. Pasalnya, dengan mahalnya harga bawang maka dapat menutup biaya produksi.

Panen Lebih Awal
Serangan hama tidak hanya memaksa petani harus bersusah payah mengatasi hama yang menyerang. Petani juga harus panen lebih awal untuk mengamankan bawang merah. Menurut Kaswanto, umur bawang merah yang siap panen minimal 55 hari.

“Padahal sebenarnya kurang lima hari lagi, tapi terpaksa saya panen sekarang,” kata Kaswanto.

Petani dari Desa Demangrejo, Sentolo itu mengungkapkan, dipanen sekarang agar bawang tidak habis dimakan ulat. Bawang yang dipanen tersebut dipilah-pilah. Dia mengatakan, bawang merah dengan kualitas baik dan berukuran besar dijual dengan harga Rp40.000 sampai Rp50.000 per kilogram. Bawang kualitas baik itu dijual untuk bibit siap tanam.

“Sedangkan untuk kualitas biasa, ukurannya cenderung lebih kecil biasanya untuk bumbu masakan. Dijual mulai harga Rp25.000 sampai Rp30.000 per kilogramnya, dan nanti sudah ada pedagang yang ambil,” jelas Kaswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya