Jogja
Rabu, 20 Januari 2016 - 00:20 WIB

PERTANIAN KULONPROGO : Hujan Tak Kunjung Datang, Petani Resah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lahan padi tadah hujan yang baru ditanam di Desa Mangunan, Dlingo mulai mengering dan ditanami rumput liar karena minimnya curah hujan. Gambar diambil, Sabtu (16/1/2016). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Kulonprogo menanti hujan

Harianjogja.com, JOGJA- Guyuran hujan yang biasanya datang di awal tahun bagaikan janji semu kali ini. Padahal, petani benar-benar menanti air hujan untuk mengairi lahan pertanian tanaman padi.

Advertisement

Surati sibuk membersihkan sawahnya dari rumput dan daun-daun kering lain.  Air tampak menggenangi lahan yang ditanami padi. “Usianya sudah 20 hari. Ini dibersihkan sekalian ngasih pupuk,” kata Surati, saat dijumpai di sawahnya, Dusun I, Desa Tayuban, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, Senin (18/1/2016).

Meski air terlihat melimpah di sawahnya, Surati tetap mengeluhkan hujan yang tidak kunjung datang. Padi yang sedang dia rawat saat itu terbilang beruntung karena ditanam di lahan dekat selokan sehingga pasokan air masih aman.

Namun, kondisi berbeda terjadi pada lahan Surati lainnya yang berjarak beberapa ratus meter dari tempatnya berpijak saat itu. “Di sana airnya susah sampai sudah kering dan tanamannya berwarna kecoklatan,” ucap Surati.

Advertisement

Surati ingat jika Januari dan Februari biasanya menjadi bulan yang dilimpahi guyuran hujan. Air di selokan atau sungai bahkan akan sering meluap. Sayangnya, hal itu masih sekedar angan-angan sekarang. Jangankan banjir, air di irigasi bahkan sudah tidak mengalir selama dua pekan terakhir.

Ibunya Surati, Seni, yang sedari tadi sibuk memupuk tanaman padi pun angkat bicara. Dia masih percaya jika padi muda yang mulai kecoklatan bisa menghijau lagi jika hujan datang. Pertanyaannya, kapan hujan datang? Dia pun khawatir jika sumur resapan air hujan ikut mengering nantinya.

“Di sini masih basah tapi di sana sudah mblegak [retak] saking keringnya,” ujar perempuan 65 tahun itu.

Advertisement

Meski demikian, Seni masih cukup optimis bisa panen setelah usia padi mencapai sekitar tiga bulan. Namun, tidak banyak yang bisa dia lakukan selain menggunakan air seadanya untuk mengairi padi, rajin menebar pupuk, dan berharap tidak ada serangan hama. “Kalau airnya sedikit, bisa saja [panen] tapi mungkin waktu tanamnya lebih lama,” tuturnya kemudian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif