SOLOPOS.COM - Seorang anggota Kelompok Tani Sido Makmur menunjukkan calon benih bawang merah yang disimpan di gudang benih klaster bawang merah, Dusun Klumutan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, Rabu (11/1/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)
Pertanian Kulonprogo mulai mengembangkan benih bawang merah
Harianjogja.com, KULONPROGO-Petani bawang merah diminta menyisihkan sebagian hasil panen untuk dikembangkan menjadi benih. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan keuntungan budi daya bawang merah.
Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono mengatakan, harga bawang merah cukup fluktuatif di pasaran. Pada saat tertentu, harganya dapat melambung tinggi.
Meski begitu, dia berharap petani tidak tergoda dan menjual seluruh hasil panen saat posisi harga bawang merah sedang mahal. “Ketika kita panen, paling tidak 10 persen dari produksi bisa disimpan untuk jadi benih unggulan,” kata Budi, pada peresmian gudang benih klaster bawang merah srikayangan di Dusun Klumutan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, Rabu (11/1/2017).
Budi mengungkapkan, petani hendaknya tidak hanya menjual hasil panen berupa bahan mentah. Petani bisa mengolah hasil panen menjadi berbagai produk pangan. Pengembangan usaha benih bawang merah juga dinilai cukup menjanjikan.
Dia berpendapat, selama ini petani sering kali kesulitan mencari benih karena cenderung terbiasa menjual hasil panennya. Penyediaan benih secara mandiri juga bisa memangkas biaya produksi.
Budi lalu mengapresiasi pembangunan gudang benih bawang merah yang dikelola oleh Kelompok Tani Sido Makmur itu. Menurutnya, fasilitas tersebut dapat meningkatkan kualitas budi daya bawang merah di Kulonprogo. Pada akhirnya, kesejahteraan petani pun diharapkan menjadi lebih baik. “Di sini benih disiapkan biar bebas dari hama dan penyakit,” ujar dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, petani bawang merah di Srikayangan memang diproyeksikan tidak hanya memproduksi bawang merah, tetapi juga benihnya.