SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pertanian dan Kabid Hortikultural memeriksa tanaman cabai yang terserang virus kuning atau Gemini Virus di sela acara Gerakan Massal Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman cabai di Dusun Sanggrahan Kidul Bendungan Wates, Kamis (8/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Pertanian Kulonprogo untuk komoditas cabai mengalami serangan virus kuning

Harianjogja.com, KULONPROGO – Mengantisipasi penyebaran virus dan hama yang menyerang tanaman cabai, Dinas Pertanian menggelar Gerakan Massal Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Dusun Sanggrahan Kidul Bendungan Wates, Kamis (8/10/2015).

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Musim kemarau panjang ini, setidaknya 30 hektare lahan  tanaman cabai terserang virus kuning atau Gemini Virus.

Kepala Bidang Hortikultural Dinas Pertanian Eko Purwanto mengungkapkan, penanganan virus kuning ini menyebar di beberapa wilayah. Di antaranya di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur. Adapun luas tanam cabai di seluruh Kulonprogo mencapai 800 hektare.

“Sedangkan yang terkena virus kuning ini ada sekitar 30 hektare tanaman cabai,” ujar Eko.

Eko memaparkan, upaya untuk pengendalian hama tersebut dapat dilakukan dengan pemasangan pelikat kuning. Selain itu, antisipasi hama tersebut juga dapat dilakukan dengan agensia hayati dengan Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) yakni perangsang tumbuh tunas. Melalui metode tersebut, kemunculan virus dapat diantisipasi.

Virus kuning ini umumnya akan muncul di musim kemarau. Iklim atau cuaca yang panas biasanya akan memicu virus kuning menyerang tanaman cabai. Eko menjelaskan, jika tanaman cabai terkena virus, maka dapat diketahui dengan ciri fisik seperti buah yang rontok.

“Kalaupun jadi buah, maka hasilnya tidak sempurna. Bisa jadi, mutu cabai yang dihasilkan akan masuk kategori ketiga,” jelas Eko.

Petugas OPT Sapto Dalyono menambahkan, virus kuning ini merupakan endemis persisten. Artinya, virus tersebut dapat menyerang rumput yang biasa ditanam untuk pakan ternak. Penularan virus tersebut melalui vektor kutu kebul.

Sapto menjelaskan, untuk tanaman yang ditanam bulan Mei hingga Juni akan sangat sedikit terserang virus. Hal itu, karena tanaman cabai ditanam saat musim hujan, sehingga virus akan sulit berkembang biak.

“Akan tetapi, vektor ini mudah berkembang biak pada saat musim panas. Jadi di bulan-bulan seperti ini, tanaman cabai akan sangat rentan terserang virus ini,”  papar Sapto.

Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Pertanian menginisiasi Gerakan Massal OPT untuk tanaman cabai. Kepala Dinas Pertanian Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, gerakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktifitas cabai. Sehingga dapat berdampak pada peningkatan pendapatan para petani cabai.

“Penularan virus kuning ini cukup luar biasa. Untuk itu, kami mengimbau, agar petani dapat langsung melaporkan, jika virus ini mulai menyebar,” tandas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya