Sesuai visi misi Bela Beli Kulonprogo, petani dituntut untuk bisa mengutamakan kebutuhan pangan masyarakat Kulonprogo.
Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat
Harianjogja.com, KULONPROGO – Pemerintah menginstruksikan gerakan tanam padi untuk dapat mencapai swasembada pangan pada 7 Desember lalu. Sesuai visi misi Bela Beli Kulonprogo, petani dituntut untuk bisa mengutamakan kebutuhan pangan masyarakat Kulonprogo.
Dalam Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) yang diselenggarakan di Dusun Donomerto, Desa Donomulyo, Nanggulan, panen raya dari hasil gerakan tanam padi yang dimulai pada Agustus lalu mulai menghasilkan padi yang melimpah. Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian RI Justan Ridwan Siahaan mengimbau kepada para petani agar hasil panen tidak perlu langsung dijual.
“Kebutuhan untuk warga Kulonprogo dicukupkan lebih dulu, baru kemudian bisa memberikan kontribusi hasil panen itu kepada DIY dan nasional. Makna GPPTT dalam panen perdana ini, yakni semangat petani Kulonprogo jangan hanya menjadi penggarap lahan, tetapi juga harus memiliki jiwa pengusaha,” ujar Justan, Jumat (11/12/2015).
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengungkapkan, intruksi gerkan tanam nasional telah dimulai 7 Desember 2015. Namun, di Kulonprogo gerakan itu telah dimulai sejak Agustus 2015 lalu. Sasongko menuturkan, kawasan pertanian di Kecamatan Nanggulan bahkan telah ditetapkan sebagai kecamatan Pengendali Hama Tumbuhan (PHT).
Lebih lanjut Sasongko mengatakan, target produksi padi DIY yakni 914.000 ton dan tahun ini targetnya mencapai 923.000 ton. Namun, diakuinya untuk mewujudkan target produktivitas padi sesuai yang diharapkan bukan perkara mudah. Apalagi kini alih fungsi lahan terus meluas, terutama di wilayah Sleman dan Bantul.