Jogja
Rabu, 23 Mei 2012 - 17:30 WIB

PERTANIAN: Petani Galur Bikin Sendiri Alat Penangkal Hama

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - CEGAH HAMA—Dua anggita kelompok tani Sidoluhur II, Tirtorahayu, Galur, memamerkan alat sederhana untuk membasmi hama ulat penggerek batang, Selasa (22/5) pagi. (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

CEGAH HAMA—Dua anggita kelompok tani Sidoluhur II, Tirtorahayu, Galur, memamerkan alat sederhana untuk membasmi hama ulat penggerek batang, Selasa (22/5) pagi. (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

KULONPROGO—Untuk mengantisipasi merebaknya hama ulat penggerek batang (Scahunobius bipunctifer), para petani di Galur membuat alat sederhana yang terbuat dari bambu.

Advertisement

Ditemui Harian Jogja, dalam kegiatan penutupan Sekolah Lapangan Pengendali Hama Tanaman (SLPHT) Padi, Selasa (22/5) pagi, para anggota kelompok tani Sidoluhur II, Tirtorahayu, Galur, memamerkan alat sederhana yang terbuat dari bambu sepanjang sekitar 1,5 meter.

Pada bagian atas alat tersebut dibuat sebuah lubang dan ditutup menggunakan papan kayu. Sementara di sisi bambu tersebut dibuat sebuah lubang seukuran jari telunjuk orang dewasa dan dilumuri oli.

Menurut Yayun, petugas penyuluh lapangan dari BP3K Galur, setelah menanam benih di persemaian, para petani harus rutin melakukan pemantauan.

Advertisement

“Kalau ditemukan telur-telur larva, segera dimasukkan ke dalam tabung bambu tersebut. Karena masih berbentuk telur larva, tentu
belum diketahui apakah itu adalah telur ulat penggerek atau predator alami. Alat sederhana itu dipancangkan di area pertanian,” ujarnya.

Di dalam tabung, nantinya telur-telur tersebut akan mengalami proses perubahan bentuk. Ada yang menjadi serangga predator alami seperti capung, ada yang menjadi ulat penggerek.

Untuk serangga predator alami, karena memiliki sayap, ia akan terbang melewati lubang yang dilumuri oli. Sementara ulat penggerek tidak bisa keluar karena lubang tersebut sudah dilapisi oli.

Advertisement

“Kalau tidak dimasukkan ke dalam tabung, dikhawatirkan telur yang menempel di persemaian akan berkembang biak ketika benih tersebut sudah tumbuh menjadi tanaman padi. Akibatnya, ulat-ulat tersebut bisa mengganggu perkembangan tanaman yang berujung pada menurunnya produktivitas pertanian,” ujar Yayun.(ali)

Advertisement
Kata Kunci : Hama Pertanian
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif