SOLOPOS.COM - Ilustrasi bambu (deshow.net)

Pertanian Sleman diperkuat dengan keberadaan budidaya bambu.

Harianjogja.com, SLEMAN — Budidaya berbagai jenis bambu yang dikembangkan di Dusun Tebonan, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil menembus pasar dunia.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

“Hasil dari budidaya bambu ini banyak dipesan dari sejumlah negara, mulai dari bibit tanaman bambu, bambu siap tanam, sampai dengan batang bambu berbagai jenis,” kata pembudi daya tanaman bambu di Dusun Tebon Indra Gunawan, seperti dikutip dari Antara Minggu (22/5/2016).

Menurut dia, bambu-bambu ini banyak dipesan sejumlah negara sebagai bahan pembuatan tekstil dan kertas.

“Berbagai jenis bambu yang dibudidayakan di lahan seluas dua hektare ini di antaranya jenis bambu apus, bambu hias serta jenis bambu lainnya, termasuk bibit bambu hingga bambu siap tanam,” katanya.

Ia mengatakan proses yang digunakan untuk budidaya tanaman bambu ini adalah dengan menggunakan teknologi “Culteru Jaringan”.

“Teknologi ini memperbanyak jenis maupun bambu dengan melakukan proses iniasi yaitu memilih bambu indukan yang sehat, bambu kemudian dipotong bagian tengah dan selanjutnya hasil tersebut dibawa ke laboratorium khusus dan steril untuk mencegah penyakit atau virus dari tanaman bambu,” katanya.

Ia mengatakan bibit itu kemudian dijemur dalam sebuah tempat penyimpanan berisi cairan khusus yang berfungsi untuk menumbuhkan akar pada bagian ruas bambu.

“Proses ini memakan waktu hingga empat bulan, setelah tumbuh akarnya kemudian dipindah ke tempat yang lebih besar selama tiga bulan,” katanya.

Indra menambahkan dalam proses tiga bulan ini dari sejumlah tanaman bambu yang dibudidayakan, hanya 0,1 persen tanaman yang hidup dan tumbuh.

“Dalam satu minggu tempat pembudidayaan ini dapat menghasilkan 5.000 bibit bambu,” katanya.

Ia mengemukakan bambu hasil budi daya ini tidak hanya dijual secara lokal, namun sejumlah negara juga mengambil bambu hasil budi daya ini.

“Setiap bibit bambu dijual dengan harga Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, tergantung pada jenisnya. Budi daya bambu yang sudah dikembangkan sejak 2009 ini mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah setiap bulan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya