Jogja
Minggu, 22 Mei 2016 - 21:25 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Bibit, Bambu Siap Tanam hingga Batang Bambu Jadi Incaran Pasar Asing

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bambu (deshow.net)

Pertanian Sleman diperkuat dengan keberadaan budidaya bambu.

Harianjogja.com, SLEMAN — Budidaya berbagai jenis bambu yang dikembangkan di Dusun Tebonan, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil menembus pasar dunia.

Advertisement

“Hasil dari budidaya bambu ini banyak dipesan dari sejumlah negara, mulai dari bibit tanaman bambu, bambu siap tanam, sampai dengan batang bambu berbagai jenis,” kata pembudi daya tanaman bambu di Dusun Tebon Indra Gunawan, seperti dikutip dari Antara Minggu (22/5/2016).

Menurut dia, bambu-bambu ini banyak dipesan sejumlah negara sebagai bahan pembuatan tekstil dan kertas.

Advertisement

Menurut dia, bambu-bambu ini banyak dipesan sejumlah negara sebagai bahan pembuatan tekstil dan kertas.

“Berbagai jenis bambu yang dibudidayakan di lahan seluas dua hektare ini di antaranya jenis bambu apus, bambu hias serta jenis bambu lainnya, termasuk bibit bambu hingga bambu siap tanam,” katanya.

Ia mengatakan proses yang digunakan untuk budidaya tanaman bambu ini adalah dengan menggunakan teknologi “Culteru Jaringan”.

Advertisement

Ia mengatakan bibit itu kemudian dijemur dalam sebuah tempat penyimpanan berisi cairan khusus yang berfungsi untuk menumbuhkan akar pada bagian ruas bambu.

“Proses ini memakan waktu hingga empat bulan, setelah tumbuh akarnya kemudian dipindah ke tempat yang lebih besar selama tiga bulan,” katanya.

Indra menambahkan dalam proses tiga bulan ini dari sejumlah tanaman bambu yang dibudidayakan, hanya 0,1 persen tanaman yang hidup dan tumbuh.

Advertisement

“Dalam satu minggu tempat pembudidayaan ini dapat menghasilkan 5.000 bibit bambu,” katanya.

Ia mengemukakan bambu hasil budi daya ini tidak hanya dijual secara lokal, namun sejumlah negara juga mengambil bambu hasil budi daya ini.

“Setiap bibit bambu dijual dengan harga Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, tergantung pada jenisnya. Budi daya bambu yang sudah dikembangkan sejak 2009 ini mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah setiap bulan,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif