SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)
Untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat pohon yang mati para petani harus menyemprotkan vitamin.
Harianjogja.com, SLEMAN- Curah hujan yang masih tinggi di Sleman membuat petani cabai was-was gagal panen, pasalnya tanaman cabai sendiri tergolong jenis tanaman yang tidak cocok dengan kondisi cuaca dingin dan berair.
Petani Cabai di Karangelo, Sinduadi, Mlati, Sunanto mengatakan, ia dengan para petani lain mulai cemas akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat pohon yang mati para petani harus menyemprotkan vitamin dan ramuan pupuk alami untuk pertolongan agar pohon-pohon yang ditanam tidak layu dan mati.
“Memang kondisi cuaca saat ini susah diprediksi, kita menanam cabai juga spekulasi untuk untung dan ruginya,” katanya, Selasa (27/9/2016).
Dikatakannya, apalagi tanaman cabai ini baru akan siap panen setelah tiga sampai empat bulan tanam. Sementara saat ini usia tanaman baru menginjak tiga minggu. Sunanto menambahkan meski tanaman cabai rawit merah yang ditanamnya saat ini sudah termasuk bibit yang unggul, namun jika tidak dengan perawatan yang baik pula maka akan menurunkan hasil kualitas cabainya.
Kata dia, dengan perawatan yang baik pula maka para petani harus merogoh kantong lebih banyak untuk membeli vitamin agar tanaman tetap bertahan. Sehingga spekulasi untuk keuntungan dari panen cabai pun semakin menipis apalagi ditambah dengan harga jual cabai saat ini yang sedang turun.
Dengan luasan lahan yang tidak terlalu besar yakni hanya 520 meter persegi, Sunanto pun juga memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam sayuran seperti kangkung. “Kalau kangkung cuma untuk di makan sendiri, daripada lahannya kosong jadi bisa dimanfaatkan,” ujar dia.