Jogja
Minggu, 15 November 2015 - 10:23 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Harga & Permintaan Tinggi, Budidaya Jahe Merah Dikembangkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jahe Merah (woodlandgardensorganic.com)

Pertanian Sleman tengah menggemari jahe merah.

Harianjogja.com, SLEMAN-Memiliki peluang bisnis cerah, warga Sleman menekuni budidaya jahe merah.

Advertisement

“Budidaya jahe merah cukup menguntungkan, karena harga dan kebutuhan pasar cukup tinggi,” kata pembudi daya jahe merah Dwi Wahyudi (47) warga Dusun Sumber Lor, Kalitirto, Berbah, Sleman, Sabtu (14/11/2015).

Menurut dia, dirinya sudah satu tahun menggeluti budidaya jahe merah.

Advertisement

Menurut dia, dirinya sudah satu tahun menggeluti budidaya jahe merah.

“Budi dayajahe merah tidak perlu lahan luas, saya hanya memanfaatkan teras rumah yang berukuran 3×5 meter. Awalnya dari hobi. Sekarang bisa dikembangkan menjadi usaha,” katanya.

Ia mengatakan, budidaya jahe merah ini termasuk gampang-gampang susah yang dibutuhkan adalah kesabaran dan ketelatenan.

Advertisement

Dwi mengatakan jahe merah ini tidak sekadar menjadi pendukung di industri obat-obatan tapi juga bahan baku utama.

Ia mengatakan, jahe merah baru bisa dipanen jika sudah berumur minimal sembilan bulan. Sekali panen, hasilnya bisa sampai tujuh kuintal.

“Per kilogram rimpang dapat dikembangkan menjadi 70 bibit persemaian. Di pasaran, bibit dijual seharga Rp2.500 per buah,” katanya.

Advertisement

Dalam budi daya rimpang jahe ini, dirinya hanya menggunakan polybag diisi sekam dan pupuk organik serta campuran tanah untuk media tanam. Polybag bisa disusun secara tumpuk atau berjajar tanpa harus menyesuaikan jarak antar tanaman seperti jika ditanam di kebun.

“Metode ini juga memberikan manfaat lain seperti mempermudah kontrol kadar air, dan memaksimalkan penyerapan nutrisi. Terlebih rimpang jahe sangat rentan terhadap tingginya kadar air dalam tanah. Dengan tidak menggunakan tanah secara langsung, air yang disiramkan ke tanaman akan luruh sehingga dapat menghindari pembusukan,” katanya.

Agar produksinya optimal, kata dia, rimpang sebaiknya ditanam di area yang terkena sinar matahari.

Advertisement

“Yang penting rutin disirami tiap pagi dan sore, apalagi jika ditanamnya sebelum musim hujan. Disamping itu juga harus diberi pupuk, paling baik adalah pupuk kandang,” katanya.

Selain jahe merah, Dwi Wahyudi juga membudidayakan jahe gajah. Dipilihnya dua jenis jahe itu karena sedang populer dan memiliki harga yang lumayan.

“Per kilogramnya dijual seharga Rp25.000,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif