SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman cabai warna-warni. (Facebook-Lucky Nurdin)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jogja menggalakkan gerakan tanam cabai.

Harianjogja.com, SLEMAN– Tingginya harga komoditas cabai di pasaran dirasa memberatkan masyarakat. Untuk menekan harga komoditas tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jogja menggalakkan gerakan tanam cabai.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Di wilayah Sleman sebanyak 20.000 bibit dari 51.500 bibit tanaman cabai di bagikan BPTP kepada masyarakat Pakem, Turi dan Minggir. Sasarannya adalah ibu-ibu PKK dan KWT (Kelompok Wanita Tani). “Kami berharap, ibu-ibu dapat menanam tanaman ini di rumahnya masing-masing. Selain cabai, bisa juga menanam sayur. Hasilnya nanti untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri,” kata Penanggungjawab Diseminasi Pertanian BPTP Rohima Kaliky di Kantor BP4 Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Jumat (10/3/2017).

Saat ini, harga cabai meski sudah mulai menurun masih dipatok ratusan ribu untuk perkilonya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh tingkat produksi pertanian cabai yang masih belum bisa berjalan baik. Curah hujan yang cukup tinggi, disebut-sebut menjadi penyebab utama, tidak berhasilnya petani cabai melakukan kegiatannya. “Harga cabai masih tetap tinggi, terutama cabai rawit angkanya masih ratusan ribu,” kata Koordinator Penyuluh Pertanian Wilayah Pakem Supriyanto.

Menurutnya, masyarakat dapat membudidayakan tanaman cabai sendiri. Selain perawatannya mudah, warga yang ingin menanam cabai cukup menyediakan pot (polybag) dengan lima batang pohon cabai saja. Jika harga cabai naik drastis, warga dengan mudah mengambil cabai di pekarangannya. “Untuk mendapatkan bibit, itu bisa dilakukan dengan menebarkan biji cabai di tanah sebagai media tanam,” katanya.

Camat Pakem Siti Wahyu Purwaningsih menjelaskan, 20.000 bibit tanaman cabai didistribusikan tidak hanya untuk rumah tangga dan kelompok tani. Program satu juta sayur tersebut juga diberikan kepada lembaga pemerintah dan sarana pendidikan. “Setiap jengkal tanah kosong baik di perkantoran ataupun sekolah, kami minta untuk ditanami sayuran,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya