Jogja
Selasa, 29 Desember 2015 - 04:20 WIB

PERTANIAN YOGYAKARTA : Pupuk Bersubsidi Mulai Langka, Ini Upaya Distan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/dok)

Pertanian Yogyakarta untuk stok pupuk mulai kritis.

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan stok pupuk bersubsidi di kalangan petani di lima kabupaten/kota memasuki musim tanam pada akhir tahun ini sudah masuk ambang kritis.

Advertisement

“Alokasi pupuk 2015 sampai akhir Desember ini sudah sangat kritis. Kemungkinan besar seluruh item alokasi pupuk bersubsidi sudah terserap 100 persen,” kata Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Distan DIY Djarot Margiantoro di Yogyakarta, seperti dilansir dari Antara, Senin (28/12/2015).

Menurut Djarot, untuk mengantisipasi kekurangan pupuk, Distan DIY sebelumnya telah mengajukan realokasi stok pupuk bersubsidi 2015 untuk lima kabupaten/kota pada Oktober 2015.

Advertisement

Menurut Djarot, untuk mengantisipasi kekurangan pupuk, Distan DIY sebelumnya telah mengajukan realokasi stok pupuk bersubsidi 2015 untuk lima kabupaten/kota pada Oktober 2015.

Sesuai dengan usulan Distan DIY, menurut dia, pupuk ZA yang semula dialokasikan 9.320 ton untuk 2015 diajukan tambahan 580 ton, pupuk NPK dari 25.000 ton diajukan tambahan 1.000 ton, dan pupuk organik dari 14.000 ton diajukan tambahan 2.500 ton.

Namun demikian, menurut Djarot, yang akhirnya disetujui Kementerian Pertanian hanya penambahan pupuk jenis urea 500 ton. Alokasi tambahan pupuk itu akhirnya sepenuhnya diprioritaskan untuk kebutuhan pertanian Kabupaten Gunung Kidul yang sebetulnya membutuhkan 950 ton pupuk urea.

Advertisement

Menurut dia, Kabupaten Gunung Kidul lebih membutuhkan tambahan pupuk, meski kabupaten lain juga membutuhkan tambahan pupuk.

“Yang turun dari pusat hanya 500 ton pupuk urea yang semuanya kami salurkan ke Gunung Kidul,” kata dia.

Untuk menyiasati kekurangan pupuk, Djarot mengimbau petani untuk menggunakan pupuk di bawah takaran normal. Seperti kebutuhan pupuk Urea, ia mencontohkan, yang seharusnya dilokasikan 200 kilogram (kg) per hektare, perlu dikurangi.

Advertisement

“Mereka juga bisa mengombinasikan pupuk urea dengan pupuk organik, atau pupuk kandang untuk menambah unsur N (nitrogen),” kata dia.

Selain itu, ia mengatakan tambahan pupuk 500 ton untuk Gunung Kidul juga harus diprioritaskan untuk kecamatan yang lahan pertaniannya betul-betul membutuhkan.

Sebelum mendapatkan alokasi pupuk 2016, ia juga meminta agar petani di DIY dapat menggunakan pupuk kandang yang diproduksi secara swadaya.

Advertisement

“Artinya masih bisa disiasati sehingga kebutuhan pupuk tetap aman,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif