SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (wilsonrevunplugged.blogspot.com)

Pertumbuhan ekonomi, inflasi Maret 0.02%

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis tingkat inflasi Jogja pada Maret 2016 sebesar 0,02%. Bawang merah disebut-sebut berandil paling besar dalam angka inflasi secara month to month (mtm) tersebut.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Kepala BPD DIY Bambang Kristianto mengatakan, berdasarkan studi BPS, kebutuhan bawang merah untuk masyarakat Jogja banyak disuplai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh karenanya, ongkos transportasi mempengaruhi harga bawang merah yang dijual hingga tingkat konsumen.

“Ditambah dengan cuaca hujan juga sehingga membuat komoditas ini mudah busuk,” kata Bambang saat menggelar rilis Berita Resmi Statistik (BRS) BPS DIY, Jumat (1/4/2016).

Bawang merah sendiri berandil 0,23% untuk inflasi DIY bulan Maret. Sementara andil terbesar kedua adalah kelompok cabai merah, bawang putih, dan cabai rawit yang memberi andil 0,04%.

Suplai cabai merah dari kawasan Jogja sendiri hanya 17,3%, sisanya dipasok dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Tingginya harga cabai di tingkat pasar juga berasal dari rantai perdagangan yang panjang.
“Dari produsen, lalu pedagang pengepul, pedagang grosir, dan baru pedagang eceran,” kata Bambang.

Rantai penjualan yang panjang ini yang membuat harga cabai mahal dalam beberapa waktu terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya