SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat mebel yang dipamerkan dalam Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (Jiffina) 2016 di Jogja Expo Center (JEC), Minggu (13/3/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Pertumbuhan ekonomi DIY belum menunjukkan peningkatan signifikan

Harianjogja.com, JOGJA—Industri mebel di DIY belum menunjukkan pertumbuhan yang memuaskan. Pada semester pertama 2016, DIY menyumbang 1,6% dari total ekspor mebel Indonesia.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Ketua Bidang Aneka Kerajinan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Endro Wardoyo mengatakan, kondisi saat ini belum memuaskan karena cenderung menurun.

Kontribusi ekspor DIY mebel kayu dengan nilai ekspor mencapai US$ 20,5 juta, sedangkan kerajinan kayu dengan nilai ekspor mencapai US$ 4 juta dolar.

“Total dari kedua komoditas ini mencapai US$24,5 juta atau setara dengan Rp318,5 miliar,” kata dia, Selasa (2/8/2016).

Ia menyebutkan, ada lima komoditas ekspor utama di DIY yakni tekstil, mebel kayu, sarung tangan kulit, minyak asiri, dan kerajinan kayu. “Mebel dan kerajinan tidak hanya bagian penting dari sumbangsih perekonomian DIY, tetapi juga merupakan denyut nadi dan budaya masyarakat DIY,” ujar dia.

Ia berharap, akan ada akselerasi program yang bisa menaikkan ekspor dan pasar domestik lebih bergairah. Adanya penggabungan dua asosiasi yakni Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) dan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menjadi HIMKI yang dikukuhkan Kamis (28/7/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya