SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pertumbuhan ekonomi DIY bergerak menggeliat

Harianjogja.com, JOGJA–Kegiatan usaha di DIY semakin menggeliat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kegiatan usaha pada Triwulan IV 2016 yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Hilman Tisnawan mengatakan, pertumbuhan itu terlihat dari angka saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada triwulan IV 2016 sebesar 3,66%. Angka itu lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,20%.

“Peningkatan kegiatan usaha didorong oleh peningkatan realisasi kegiatan usaha pada sebagian sektor ekonomi,” ungkap dia, Jumat (13/1/2017).

Adapun sektor ekonomi yang dimaksud yakni sektor pertanian dengan SBT 1,19%; perdagangan, hotel, dan restoran dengan SBT 2,89%; serta sektor pengangkutan dan komunikasi dengan SBT 4,55%.

Peningkatan ini didorong faktor cuaca yang mendukung produktivitas di sektor pertanian khususnya bahan pangan serta faktor musiman yakni momentum liburan Natal dan Tahun Baru yang membawa dampak peningkatan kunjungan wisatawan ke DIY.

Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan IV 2016 juga mengalami peningkatan dan berada di level 73,65%. Hal itu menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada di level 63,57%. Penggunaan tenaga kerja dan investasi juga tercatat meningkat.

Ekspansi kegiatan usaha pada triwulan IV 2016  juga terindikasi dari kondisi keuangan perusahaan yakni dari sisi likuiditas dan rentabilitas yang membaik. Hal tersebut tercermin dari saldo bersih kondisi likuiditas selama tiga bulan terakhir sebesar 34,16%, meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 29,01%.

Saldo bersih kondisi rentabilitas tercatat sebesar 35,40%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 27,16%. “Terkait pembiayaan, dunia usaha menilai akses kredit perbankan pada triwulan IV 2016 berada pada kondisi normal,” kata dia.

Adapun kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IV terindikasi mengalami perlambatan, sebagaimana tercermin dari SBT sebesar -0,03%. Hal itu menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,58%.

Hal ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) triwulan IV sebesar 43,90% atau turun dari 44,07% dari periode sebelumnya. Berdasarkan komponen pembentuk PMI, penurunan pada sektor industri pengolahan disebabkan penurunan penerimaan pesanan, volume produksi, dan volume total pesanan.

Hilman mengungkapkan, secara triwulanan, kegiatan usaha pada Triwulan I 2017 diperkirakan mengalami ekspansi. Optimisme para pelaku usaha terlihat dari SBT perkiraan kegiatan usaha pada Triwulan I 2017 sebesar 11,63%.

Peningkatan kegiatan usaha ini diperkirakan terjadi pada sebagian besar sektor terutama pada pertanian, industri pengolahan, serta perdagangan, hotel dan resto.

Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha sektor industri pengolahan, PMI juga meningkat dari 43,90% menjadi 47,20%. Berdasarkan komponen pembentuknya, peningkatan sektor industri pengolahan terutama didorong oleh kenaikan indeks tenaga kerja dan indeks volume produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya