SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Solopos Dok)

Pertumbuhan ekonomi Jogja untuk bulan Oktober dipengaruhi angkutan udara dan beras.

Harianjogja.com, BANTUL—Angkutan udara dan beras menjadi pemicu inflasi pada Oktober 2015.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengatakan, pada Oktober 2015, Jogja mengalami inflasi 0,01%.

“Inflasi ini disebabkan ada kenaikan harga-harga sehingga angka indeks harga konsumen (IHK) turut berubah,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Kantor BPS DIY, Bantul, Senin (1/11/2015).

Pada Oktober ini, tiga kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,45%. Kelompok kesehatan naik 0,22%, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,39%. Sementara, kelompok bahan makanan turun 0,69%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,07%; kelompok sandang turun 0,05%; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga turun 0,01%.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi diantaranya, angkutan udara dan beras naik 3,62% dan 1,27% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,05%; nasi dengan lauk dan wortel naik 1,33% dan 19,82% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03%; tomat sayur dan upah pembantu rumah tangga naik 52,18% dan 0,81% dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02%; mobil, bawang putih, sate, brokoli, tempe, bawang merah, bayam, salak, gula pasir, mi, tomat buah, kol putih/kubis, sosis daging sapi, kembang kol, capcai, dan bubur masing-masing memberikan andil sebesar 0,01%.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi di antaranya cabai merah turun 43,35% dengan memberikan andil sebesar -0,08%; cabai rawit turun 46,66% dengan memberikan andil sebesar -0,07%; daging ayam ras dan telur ayam ras turun 5,38% dan 7,57% dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,05%; bahan bakar rumah tangga, cabai hijau, tarip listrik, ketimun, alpukat, terong panjang, akademi/perguruan tinggi, bensin, kangkung, kacang panjang, dan pir turun dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01%.

“Laju inflasi tahun kalender 2015 [Oktober 2015 terhadap Desember 2014] sebesar 1,98 persen, sedangkan laju inflasi year on year [Oktober 2015 terhadap Oktober 2014] sebesar 4,94 persen,” ujar dia.

Untuk inflasi di desa, Bambang menyebut lebih besar. Pada Oktober 2015, inflasi di desa sebesar 0,14% yang dipengaruhi naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,67%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya