SOLOPOS.COM - produksi kerajinan di Kasongan Bantul (JIBI/HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

Perubahan harga BBM yang terjadi beberapa kali membuat pengusaha kerepotan menjalankan usahanya

Harianjogja.com, JOGJA—Perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Maret 2015 dikeluhkan dunia usaha. Jangka waktu perubahan yang begitu cepat memunculkan kebingungan.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut pendeknya waktu penyesuaian harga BBM berdampak besar bagi dunia usaha Indonesia, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ketua Apindo DIY, Buntoro menyebutkan dunia usaha harus menghitung kembali biaya produksi, biaya operasional perjalanan (BOP) dan sebagainya. Untuk industri besar, menurut Buntoro tak terlalu menjadi persoalan.

Sebab, kalangan industri besar sudah terbiasa menggunakan BBM nonsubsidi, meski tetap harus menghitung ulang BOP dan kenaikan bahan baku.

“Efek yang paling besar [terkait kenaikan harga BBM] dialami pengusaha kecil. Mereka harus benar-benar mengkalkulasi perubahan harga. Kalau harga BBM berubah-ubah terlalu cepat, itu sangat merepotkan,” ujarnya, Selasa (31/3/2015).

Presiden Direktur PT Mega Andalan Kalasan (MAK) tersebut berharap pemerintah mengkaji ulang keputusan tersebut.

Caranya, dengan melakukan evaluasi kenaikan atau penyesuaian harga BBM dalam negeri antara tiga hingga enam bulan sekali. Apindo, lanjutnya, akan mengusulkan usulan tersebut kepada pemerintah.

“Ini penting untuk memberi kesempatan bagi pengusaha untuk melakukan penyesuaian. Kalau tidak, maka dunia usaha akan mengalami kekacauan. Harus ada standar harga misalnya untuk tiga atau enam bulan harga BBM sekian. Kemudian dievaluasi kalau ada perkembangan harga minyak dunia,” tuturnya.

Keluhan juga muncul dari Association of the Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) DIY yang mengaku kerepotan untuk menentukan besaran harga paket wisata yang akan ditawarkan kepada wisatawan, seiring kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.

“Sampai kini, Asita DIY tetap berkomitmen dengan partner atau mitra kerja tentang besaran harga paket wisata yang sudah disepakati bersama sebelumnya,” ujar Ketua Asita DIY, Edwin Ismedi Himna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya