SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Pertumbuhan perumahan di wilayah setempat mulai merambah ke bantaran-bantaran sungai.

Harianjogja.com, SLEMAN – Forum Koordinasi Sungai Winongo Asri, Kabupaten Sleman, menilai saat ini pertumbuhan perumahan di wilayah setempat mulai merambah ke bantaran-bantaran sungai sehingga berpotensi menimbulkan bencana.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

“Perumahan-perumahan di Sleman saat ini telah memakan bantaran sungai, ini dapat membawa dampak pada bencana banjir, tanggul jebol, dan longsor, terutama pada musim hujan,” kata Sekretaris Jenderal Forum Koordinasi Winongo Asri (FKWA) Sukarmin seperti dikutip Antara, Selasa (6/9/2016).

Menurut dia, salah satu contoh tumbuhnya perumahan di dekat sungai seperti di Desa Sinduadi, Mlati, Sleman.

“Perumahan yang sudah memanfaatkan tepi sungai sudahterjadi di Sleman, tidak hanya di Kota Yogyakarta,” katanya.

Ia mengatakan, wilayah FKWA yang meliputi enam kecamatan, yaitu Turi, Pakem, Ngaglik, Sleman, Mlati, dan Gamping, ini terus melakukan pengawasan di wilayah aliran Sungai Winongo.

“Ketika ada pengembang yang ingin melakukan pembangunan di tepi sungai, akan ditegurnya. Kalau yang belum terlanjur ada sosialisasi. Kalau yang akan dibangun oleh pengembang, pasti akan mendapat teguran kami,” katanya.  Ia mengatakan, wilayah tepi sungai yang menjadi sasaran para pengembang ini menurutnya karena harga yang lebih murah. Kemudian, pondasinya pun dibuat memakan bantaran.  “Dampak buruknya ke depan akan banyak titik yang longsor. Tanggul jebol maupun terjadi luapan karena debit air yang tinggi,” katanya.

Sukarmin mengatakan, musim hujan sebelumnya, telah terjadi bencana di 12 titik, seperti di Desa Sariharjo, Ngaglik, dan Mranggen, Sinduadi, Mlati.

“Kami selalu menyampaikan imbauan untuk ‘mundur, munggah, madep kali’ (M3K) atau mundur, naik dan menghadap ke sungai,” katanya.

Hal sama juga di katakan Ariyanto dari Forum Sungai Code Yogyakarta yang terus mensosialisasikan M3K kepada warga di bantara Sungai Code.

“M3K ini juga terus diterapkan di bantaran Sungai Code, Yogyakarta. Kami terus berjuang untuk M3K. Warga juga diimbau agar muka sungai menjadi halaman rumah,” katanya.

Menurut dia, dengan program M3K ini, diharapkan ke depan bisa diminimalkan bencana di bantaran sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya