SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memperbaiki tangga menuju Gua Maria Semanggi di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Selasa (7/6/2016). (BHekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Perusakan Gua Maria terjadi di Semanggu Bantul

Harianjogja.com, BANTUL– Pengelola Kompleks Gua Maria Semanggi, Parwondo memastikan, pelaku perusakan kompleks Gua Maria Semanggi di Dusun Semanggi, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul bukan warga sekitar.
Perusakan kompleks Gua Maria Semanggi diduga terjadi Minggu (5/6/2016) lalu.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Baca juga :
(PERUSAKAN GUA MARIA BANTUL : Kompleks Gua Maria Semanggi Dirusak Sekelompok Orang)
Selama ini menurutnya, hubungan antar umat beragama di Dusun Semanggi berjalan sangat baik.

Bahkan saat kompleks ini ramai didatangi peziarah, warga setempat yang berbeda keyakinan mengulurkan bantuannya menjaga parkir kendaraan peziarah. “Jelas bukan warga sini. Saya tahu warga di sini baik, hubungan kami sangat baik,” jelasnya, Selasa (7/6/2016).

Parwondo menceritakan, Kompleks Gua Maria itu selama ini menjadi tempat peribadatan umat Katolik.

“Kadang peziarah menggelar doa Rossario di sini. Setiap malam Selasa banyak umat kristiani yang berdoa di tempat ini,” ujarnya lagi.

Kompleks itu dibangun pada 1969 oleh perkumpulan umat Katolik di daerah Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.

Sejumlah tokoh dari perkumpulan tersebut kata dia memilih Dusun Semanggi yang juga terdapat sendang atau mata air sebagai Kompleks Gua Maria. Orang tua Parwondo kala itu mewakafkan tanah milik mereka sebagai lokasi Gua Maria Semanggi.

Kini, Parwondo menjadi penerus keluarga merawat kompleks tersebut. Ia tinggal di rumahnya yang berjarak tidak sampai 500 meter dari kompleks itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya