Pesawat Golden Eagle Jatuh saat atraksi di Gebyar Nusantara di Bandara/Lanud Adisutjipto
Harianjogja.com, SLEMAN- Dua fighter gugur dalam tugas. Bagaimana sosok Letkol Pnb Marda Sarjono dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi yang sama-sama bertugas di Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Madiun?
Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota
“Hawk one split, take the lead continues mission with T-50i Golden Eagle [Hawk 1 memisah, silahkan melanjutkan misi dengan T-50- Golden Eagle],” kalimat itu diucapkan Letkol Pnb Marda Sarjono saat ia menaiki pesawat tempur tua, Hawk MK-53 TT 5309 pada 12 Maret 2015 silam.
Ceremonial udara pertanda Hawk telah usai tugasnya dan digantikan T-50i Golden Eagle. Kini Hawk itu menjadi satu-satunya kenangan sejarah TNI AU di Museum Dirgantara Mandala Lanud Adisutjipto. Marda adalah orang yang paling berjasa.
Lulusan AAU 1997 itu membesut pesawat yang lebih dari enam bulan tidak pernah diterbangkan dari home basenya Iswahjudi menuju Adisutjipto untuk dimuseumkan. Dengan susah payah mengembangkan parasut untuk membantu pengereman, ia sukses mendarat.
Kemudian pada Agustus 2015, Marda kembali ke Lanud Adisutjipto bersama T-50i Golden Eagle dalam kegiatan statik show bersama Angkatan Udara Thailand. Tetapi, Minggu (20/12/2015) kemarin menjadi yang terakhir ia ke Adisutjipto.
Marda gugur saat menerbangkan T-50 Golden bersama anak buahnya Kapten Pnb Dwi Cahyadi. Jenazahnya langsung dibawa ke Lanud Iswahjudi Madiun disemayamkan di hanggar Skuadron. Marda meninggalkan seorang istri, Dian Ambarwati serta tiga anak, Nabila Syafa, 12, Asyifa Dianda, 5, dan Hanif Fadlurahman, 4.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
