Harianjogja.com, KULONPROGO – Petani di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang mulai mengawali masa tanam padi lokal Merapi Menoreh (Menor) sejak sepekan terakhir.
Proses pengolahan tanah menjadi agenda petani sebelum menancapkan bibit padi yang diwacanakan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sebagai padi organik asli Bumi Menoreh itu.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Kalibawang, Hari Budi Prasetyo mengatakan, kendati masa tanam sudah dimulai, tapi petani belum berani mengembangkan luasan lahan sebagai objek penanaman bibit.
Luasan lahan yang akan menjadi pengembangan padi Menor tetap sama dengan periode pertama lalu, yakni 40 hektare.
“Luasannya masih sama, dalam musim tanam kedua ini kan juga masih percobaan. Kalau 100 persen hasil panen nantinya sukses, baru di musim tanam ketiga kami kembangkan luasan lahannya,” ujarnya, Selasa (18/2/2014).
Hari menambahkan, pada panen pertama, akhir Desember lalu Menor belum bisa menunjukkan standard kualitas yang diharapkan. Dari prediksi bisa menghasilkan delapan ton per hektare, Menor hanya menghasilkan kurang dari tujuh ton per hektare.
Namun menurut dia, hal itu masih menjadi kewajaran mengingat baru masa percobaan pertama. Sementara hama wereng turut menjadi tantangan ketika tanaman padi baru berusia tiga pekan.
“Dari situ kita dapat evaluasi agar ke depan ini bisa memberikan formulasi tepat sehingga panen bisa sesuai harapan,” rtandasnya.
Masa tanam Menor sendiri hingga menginjak masa panen cuma butuh waktu tiga bulan. Hal itulah yang turut menjadi keunggulan Menor dibanding varietas lainnya. (Arif Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)