Jogja
Kamis, 16 Oktober 2014 - 05:20 WIB

Petani Bantul Berharap Penambangan Sungai Progo Ditertibkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sungai Progo (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Harianjogja.com, BANTUL- Petani yang memanfaatkan irigasi dari Intake Kamijoro, Desa Sendangsari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah setempat mengendalikan kegiatan penambangan pasir di sekitar aliran Sungai Progo.

“Kegiatan penambangan pasir di sekitar Sungai Progo sudah tidak terkendali, padahal kalau ini dibiarkan, bisa mengganggu aliran air sungai yang seharusnya masuk ke Intake Kamijoro,” kata Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Pijenan Sutardi di Bantul, Selasa (14/10/2014).

Advertisement

Menurut dia, kedalaman sungai Progo, terutama di sekitar Intake Kamijoro yang tersambung saluran irigasi pertanian makin dalam akibat kegiatan penambangan pasir yang menggunakan pompa maupun peralatan modern lainnya.

“Karena Sungai Progo mengalami pendalaman, permukaan air sungai menjadi rendah, terlebih pada saat musim kemarau seperti ini saluran irigasi yang airnya bersumber dari Intake Kamijoro menjadi tidak berfungsi karena debit air berkurang,” katanya.

Terkait dengan penambangan pasir di sekitar Intake Kamijoro, dia mengatakan bahwa peguyuban itu tidak berani menegur atau memperingatkan langsung. Namun, hanya melapor kepada aparat pemerintah setempat dengan harapan dapat dikendalikan.

Advertisement

“Kalau setiap hari ada sekitar 200-an orang penambang pasir, ada yang dari warga sekitar juga Kulonprogo. Kami tidak berani menegur, dan hanya sebatas melapor saja karena tidak mempunyai kewenangan untuk mencegah mereka,” kata Sutardi.

Menurut dia, karena kegiatan penambangan pasir tersebut, dasar air sungai di sekitar Intake Kamijoro yang pada musim kemarau lalu masih sekitar 70 sentimeter sampai 1 meter, tetapi sekarang ini makin dalam menjadi sekitar 2 hingga 3 meter.

“Intake Kamijoro ini mengampu lahan pertanian seluas 2.365 hektare yang tersebar di 14 desa dari empat kecamatan, yakni Srandakan, Pandak, Sanden dan Kretek. Saat ini rata-rata tanamannya palawija meski ada sebagian yang tanam padi,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Desa Murtigading, Sanden Budi Subowo membenarkan di sekitar aliran Sungai Progo banyak kegiatan penambangan pasir yang dikeluhkan petani pemakai air dari sungai itu.

“Kalau penambangan pasir, kami tidak bisa mengendalikan karena ini menyangkut ‘perut’, terlebih di daerah juga butuh pasir. Maka, solusi sementara pembuatan bendungan sementara sambil menunggu tindak lanjutnya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif