SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

GUNUNGKIDUL—Petani di Gunungkidul diimbau tak  memaksakan tanam padi karena sudah mendekati musim kemarau.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul Supriyadi menyatakan, meski masih musim penghujan, petani perlu memperhatikan kondisi tanah. “Kalau tanahnya tidak menyimpan genangan air diharap petani mau menanam tanaman palawijo,” katanya, Sabtu (2/3)

Sebaliknya, kata dia, bila tanah masih menimpan genangan air sebaiknya ditanam padi varietas umur pendek seperti Senggreng yang bisa dipanen dalam 85 hari. Padi jenis ini juga bisa tahan meski kurang air. Selain itu, bibit yang dipilih juga sebisa mungkin bibit yang sudah disemai selama 15 hari. “Karena bibit usia ini masih cepat berkembang” paparnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Tony Agus W mengatakan, musim kemarau akan terjadi Mei mendatang dengan curah hujan yang kurang dari 50 mm. Sementara sampai Februari ini kapasitas curah hujan masih berkisar 100 mm sehingga namun penyebaran hujan tidak merata,  namun masih bisa untuk menanam padi.

“Tapi kita minta tanamannya dipercepat” katanya.

Menurut dia, adanya cuaca panas beberapa terakhir dikarenakan adanya perubahan pola angin menuju samudra Hindia. Namun gangguan cuaca pendek itu diakui biasa terjadi sementara waktu. “Paling tiga hari ke depan sudah normal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya