Jogja
Sabtu, 11 Oktober 2014 - 01:20 WIB

Petani DIY Diminta Tak Jual Sawahnya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi pertanian (JIBI/Harian Jogja/dok)

Harianjogja.com, JOGJA- Serikat Petani Indonesia (SPI) Daerah Istimewa Yogyakarta berharap para petani tidak mudah menjual lahan sawahnya kepada para pengembang guna mendukung ketahanan pangan di daerah setempat.

Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tri Haryono mengatakan maraknya penjualan lahan pertanian, antara lain seiring banyaknya para spekulan yang bermain untuk meninggikan harga tanah di berbagai wilayah pertanian di DIY.

Advertisement

“Kami khawatir lahan pertanian beralih menjadi projek properti,” kata dia, Kamis (9/10/2014).

Hingga saat ini, kata dia, penjualan lahan pertanian yang mendorong alih fungsi lahan menjadi lahan perumahan, perhotelan, atau lahan usaha lainnya di DIY mencapai 200–300 hektare per tahun.

Dari sejumlah daerah di provinsi itu, penyusutan lahan paling tinggi, kata dia, adalah Kabupaten Sleman.

Advertisement

Menanggulangi hal itu, menurut dia, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY) perlu merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

Dengan demikian, lanjut dia, para petani tidak serta-merta menjual lahannya karena terdesak persoalan ekonomi.

“Masalahnya, sampai saat ini mulai banyak petani yang berpikir bahwa daripada lahan kurang produktif, lebih baik dijual saja,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif