Jogja
Selasa, 16 Juli 2013 - 14:05 WIB

Petani Garam Terpaksa Libur karena Hujan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah) Pembuat garam Gunungkidul

JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah
Pembuat garam Gunungkidul

Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL -Petani garam di Pantai Sepanjang, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari sudah seminggu terakhir libur memproduksi garam karena hujan yang terus turun.

Advertisement

Ketua Kelompok Petani Garam Tirta Samudra, Priyo Subiyo mengatakan hujan yang terus turun membikin air laut yang sudah tua (kepekatan kadar garam sekitar 23-25 be) menjadi muda (kepekatan sekitar 4 be) kembali. Air laut yang muda memakan waktu lebih lama untuk menjadi air tua sebelum menjadi kristal-kristal garam.

“Selama seminggu ini tidak ada panas matahari yang stabil sehingga proses pengkristalan garam terhambat. Air hujan yang turun pun merusak air yang sudah tua,” ditemui di Pantai Sepanjang, Minggu (14/7/2013).

Menurut dia para petani garam telah menyiapkan terpal untuk menutup empat petak lokasi pembuatan garam. Namun, hujan yang deras membuat terpal tersebut tak mampu menampung air dalam jumlah besar sehingga tetap merembes ke meja kristalisasi.

Advertisement

“Daribada mubazir, maka kami liburkan dulu. Ada rencana untuk membuat tenda untuk menutupi saat hujan turun tapi kalau cuaca panas, harus dipindah. Itu dinilai kurang praktis,” lanjut Priyo.

Ia menjelaskan, ketika cuaca mendukung, yakni panas matahari cukup, ia bisa memproduksi 80 kg garam dalam seminggu.

Hingga kemarin, petani garam sudah mengumpulkan satu setengah kwintal garam. Menurut Priyo, para pedagang di Desa Kemadang pun sudah siap menampung hasil panen petani garam dengan harga Rp2.500 setiap kilogram.

Advertisement

“Sudah ada pengepul dari Demak juga yang mau menampung ketika sudah terkumpul banyak minimal lima kwintal,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif