Jogja
Rabu, 26 Juli 2017 - 16:03 WIB

Petani Gunungkidul Manfaatkan Tenaga Surya untuk Pengairan Ladang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Pertanian Bogor sedang meninjau pompa air bertenaga surya di i Dusun Tanjung I, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Selasa (25/7/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Biaya pengairan untuk tanaman saat musim kemarau coba diatasi dengan memanfaatkan energi yang murah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Biaya pengairan untuk tanaman saat musim kemarau coba diatasi dengan memanfaatkan energi yang murah. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Pertanian Bogor bersama dengan Petani di Dusun Tanjung I, Desa Bleberan, Kecamatan Playen memanfaatkan tenaga surya untuk menghidupkan pompa air yang digunakan untuk menyiram tanaman.

Advertisement

Ketua Taruna Tani Manunggal, Dusun Tanjung I, Heru Setiawan mengatakan sudah sejak tiga tahun terakhir dia bersama dengan 23 anggotanya memanfaatkan tenaga surya untuk bertani.

Saat musim kemarau tiba, untuk menyiram tanaman seperti cabai dan barang merah, dia memanfaatkan pompa tenaga surya untuk menyedot air dari bendungan menuju ladang.

“Cukup efektif dan tidak mengeluarkan banyak biaya karena menggunakan tenaga surya. Selama ini pun tidak ada kendala, pompa lancar meskipun pakai tenaga surya,” kata dia, Selasa (25/7/2017).

Advertisement

Selain menghemat biaya untuk kebutuhan pengairan. Selama ini hasil tanamannya juga cukup baik. Dua tahun terakhir di lahan seluas 2.400 meter persegi yang ditanami cabai mampu mengahasilkan lima kwintal cabai jenis merah kriting. Sementara untuk tahun ini selain cabai juga ditanam bibit bawang merah sebanyak dua kwintal.

Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Pertanian Bogor, Harmanto mengatakan penguatan teknologi untuk produktifitas pertanian memang terus dikembangkan. Salah satunya adalah di Dusun Tanjung I, yang petaninya kerap kesulitan air untuk kebutuhan tanamannya. Oleh karena itu kemudian dikembangkan teknologi tenaga surya untuk mengalirkan air ke ladang.

“Dengan tenaga matahari ini akan lebih murah opersionalnya. Bahkan biayanya Rp0 karena energi itu gratis dari matahari,” ujarnya.

Advertisement

Dia berharap, praktek penerapan teknologi pertanian di Dusun Tanjung I dapat menjadi percontohan di daerah lain. Sehingga petani di daerah lain juga dapat semakin memangkas biaya operasional mereka.

Selain itu diharapkan produktifitas pertanian, terutama bawang merah juga akan semakin meningkat dengan tercukupinya kebutuhan air tanaman. Terlebih menurut dia bawang merah merupakan salah satu komoditas yang dapat mengakibatkan inflasi, sehingga produktifitasnya harus tetap dijaga.

Advertisement
Kata Kunci : Pertanian Gunungkidul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif