Jogja
Rabu, 20 Juli 2011 - 12:57 WIB

Petani lahan kering Gunungkidul mulai hemat air

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Sejumlah petani di Gunungkidul kesulitan mengairi lahannya sejak seminggu terakhir. Sumber air dari sumur di ladang milik warga sudah sangat minim.

Salah satu warga Dusun Wareng I, Desa Wareng, Wonosari, Warno Wiryo, Rabu (20/7) menjelaskan, ia harus menghemat air untuk menyiram tanaman tembakau miliknya yang sudah berumur 70 hari. Tiga minggu lalu, ia mengaku masih dapat menyiram tanaman tembakaunya sekali sehari. Namun saat ini, ia hanya bisa menyiramnya tiga hari sekali.

Advertisement

“Idealnya setiap hari harus disiram untuk mempercepat pertumbuhan, terutama daunnya. Tapi sumur saya sudah hampir kering,” terang Warno. Menurut dia, tanaman tembakau yang kekurangan air akan berdaun keriting.

Dengan kondisi ini, Warno berencana membeli air melalui tangki swasta yang harganya mencapai Rp70.000.

“Paling nanti menggunakan tanki besar ngambil di Siraman [Wonosari], memang alamnya seperti ini,” imbuhnya.

Advertisement

Hal yang sama juga, dialami sejumlah petani di kawasan lahan kering lainnya seperti di Kecamatan Tanjungsari, Saptosari, Rongkop dan Tepus.(Harian Jogja/Sunartono)

Foto Ilustrasi

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif