Jogja
Rabu, 17 Desember 2014 - 23:40 WIB

Petani Merasa Dipermainkan Harga Cabai

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi komoditas perdagangan cabai rawit (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani cabai di wilayah Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul merasa dipermainkan harga cabai di pasaran. Naik turunnya harga cabai di masa sekarang ini dinilai tidak berpihak pada petani.

Salah satu petani cabai di Ngawis, Rama Adi Nugraha, mengatakan saat petani panen cabai, harga jualnya justru anjlok. Ia mencontohkan ketika Lebaran harga cabai anjlok sampai Rp5.000 per kilogram.

Advertisement

“Padahal, biasanya saat Lebaran harga cabai itu bagus. Bisa sampai Rp35.000. Tahun ini benar-benar luar biasa,” ungkapnya, Senin (15/12/2014).

Ketika harga caba Rp5.000, petani tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Harga tersebut hanya bisa membuat petani balik modal bahkan ada yang merugi.

Ketika harga cabai tembus Rp80.000 seperti akhir-akhir ini, petani tidak bisa merasakan karena cabai sudah dipanen pada Lebaran lalu. Saat ini tanaman cabai belum bisa dipanen para petani.

Advertisement

“Jarang sekali bisa pas waktunya. Kalau banyak yang panen, otomatis harga jatuh. Saat musim hujan seperti ini, jarang yang tanam karena tantangannya lebih banyak,” ujar Rama.

Tantangan yang dimaksud yakni petani harus ekstra merawat tanaman cabai. Jika kebanyakan air, tanaman bisa cepat mati. Selain itu, banyak hama yang mengancam seperti kutu kuning, lalat buah, sampai penyakit keriting.

Petani lainnya, Anjar Kurniawan, mengaku ada siasat yang bisa dilakukan petani agar panen bisa pas dengan harga bagus. Misalnya saja dengan membagi ladang menjadi tiga bagian.

Advertisement

Masing-masing bagian ditanami dalam jangka waktu yang berbeda sehingga ketika satu bagian panen, dua bagian lain bisa dipanen dalam waktu berikutnya.

“Mesti punya ladang yang luas. Saya membagi ladang saya menjadi dua bagian. Saat yang satu sudah dipanen, yang lainnya sudah hampir di panen,” ungkapnya. Cabai yang dihasilkan umumnya dijual ke pasar tradisional di Gunungkidul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif