Jogja
Senin, 7 Agustus 2017 - 19:55 WIB

Petani Rentan Terkena Katarak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panen padi di Bantul. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Petani rentan terkena penyakit katarak karena sering terpapar sinar matahari saat berada di sawah

 

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Petani rentan terkena penyakit katarak karena sering terpapar sinar matahari saat berada di sawah. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Satuan Pemberantasan Buta Katarak DIY, Prof. dr Suhardjo pada acara operasi gratis katarak gratis di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Minggu (6/8/2017).

Suhardjo mewanti-wanti agar para petani selalu menggunakan perlengkapan seperti caping atau topi untuk menghidarkan mata dari paparan sinar matahari langsung. “Topi atau caping tidak saja melindungi dari panas namun juga melindungi mata dari sinar ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi kesehatan mata,” tuturnya.

Apalagi setiap tahunnya di DIY diperkirakan terdapat 3600 kasus penderita katarak baru. Ia menjelaskan jumlah penderita baru ini dihitung dengan rumus seribu penderita baru per satu juta penduduk setiap tahun.

Advertisement

Jadi jika penduduk DIY tahun ini mencapai 3,6 juta orang maka ada 3600 penderita katarak baru. Padahal untuk operasi katarak butuh biaya yang cukup besar yaitu Rp11 juta untuk sekali operasi. “Padahal operasi katarak dilakukan sebanyak dua kali,” katanya.

Lebih jauh dokter spesialis mata RSUP dr. Sardjito ini mengatakan kasus penderita katarak memang didominasi oleh penduduk usia lanjut. Namun kini mulai ditemukan kasus katarak yang menyerang penduduk usia produktif. Katarak yang menyerang penduduk usia produktif ini mayoritas disebabkan oleh efek samping penyakit gula dan hipertensi.

Sementara itu, Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, Gandung Bambang Hermanto mengatakan setiap tahun RSUD Panembahan Senopati melayani tak kurang dari 300 pasien katarak untuk melakukan operasi mata.

Advertisement

Ia juga tak menampik jika selama ini kendala operasi katarak adalah biayanya yang cukup mahal jika penderita tidak mempunyai jaminan kesehatan seperti BPJS, Jamkesda atau Jamkesmas.

“[Biaya operasi] cukup berat apalagi dari keluarga kurang mampu,” ucapnya. Meskipun demikian, ia meyakini dengan 13 rumah sakit yang ada, 1000 kasus penderita katarak baru di Bantul dapat tertangani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif