SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mangkraknya saluran irigasi di wilayah Dusun Butuh, Sriharjo, Imogiri sejatinya dapat dicegah jika jika pemerintah memberikan kepercayaan kepada warga setempat untuk merawatnya. Namun, kini sudah terlambat.

Layaknya pepatah nasi sudah menjadi bubur, pipa sepanjang sekitar 60 meter yang melintang di atas Kali Oyo itu telah roboh sejak sekitar tiga bulan lalu.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

“Yang namanya warga dusun, ditegur dengan kata pelanggaran saja sudah bergidik,” kata salah satu warga Dusun Butuh,Tujiyo Ndandung, 42, kepada Harian Jogja, Kamis (5/4).

Menurut dia, dua tiang penyangga pipa yang sedianya untuk mengalirkan air dari Bendung Tegal, Kebonagung, Imogiri itu ambrol diterjang banjir dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun lalu. Prihatin menyaksikan pipa itu menggantung dalam kondisi melengkung, warga kerap mengusulkan ke pemerintah desa setempat untuk mengamankannya sebelum runtuh.

“Namun, kami tidak diperkenankan. Sekarang, sebagian runtuhan pipa itu masih tergantung dan terendam. Entah sisanya ke mana. Kami juga tidak menuduh para pemancing dari luar daerah yang mengambilnya,” imbuh Tujiyo.

Meski belum sekalipun mengairi lahan pertanian di sebagian wilayah Desa Sriharjo dan Selopamioro, Imogiri, warga sekitar yang mayoritas sebagai petani masih menaruh harapan pada saluran irigasi yang dibangun sejak 2005 itu.

“Kalau belum putus, mungkin biaya perbaikan sekaligus untuk meneruskan proyek itu tidak terlalu mahal,” ujar Ngadiyo, 55, warga Dusun Butuh.

Jumadi, 35, yang juga petani asal Dusun Butuh menambahkan, tidak dilanjutkannya pembangunan saluran irigasi itu membuat dia dan seratusan petani lain terpaksa mengandalkan mesin pompa air guna mengairi sawah dan ladang.

“Sekali mengoperasikan pompa air untuk lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi, butuh bensin enam sampai delapan liter,” paparnya.

Dikonfirmasi mengenai runtuhnya pipa saluran irigasi di Dusun Butuh itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul Yulianto membenarkan hal itu. “Kami sudah menerima informasi itu. Tetapi, saluran itu proyek dari Provinsi DIY,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya