SOLOPOS.COM - Titiek Soeharto saat melihat-lihat bantuan sapi untuk kelompok ternak Berkah di Dusun Ngeblak, Desa Katongan, Nglipar, Rabu (14/12/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Peternakan Gunungkidul mendapatkan bantuan berupa sapi dari Pemerintah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan DIY, Siti Hediati Soeharto kembali melakukan kunjungan kerja ke Gunungkidul. Kali ini kunjungan dilakukan ke Dusun Ngeblak, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar pada Rabu (14/12/2016).

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Kedatangan putri mantan orang nomor satu di Orde Baru ini untuk memastikan bahwa bantuan sapi dari Kementerian Pertanian berhasil disalurkan ke masyarakat. Kepada wartawan, Titiek, sapaan akrabnya, mengatakan, sebelum bantuan diberikan ada kekhawatarian sapi yang dijanjikan terancam gagal disalurkan.

Hal itu terjadi karena kondisi keuangan negara yang sangat terbatas. Namun demikian, kekhawatiran tersebut sirna seiring dengan datangnya bantuan-bantuan sapi dari pemerintah.

“Memang tidak semua kelompok dapat, karena di Gunungkidul baru ada delapan kelompok tani yang mendapatkan bantuan sapi,” kata Titiek.

Menurut dia, kedatangan ke Nglipar selain menyerap aspirasi dari dapil yang dimiliki, juga untuk memastikan bahwa bantuan telah tersalurkan semua dengan benar. Diharapkan dengan pemberian bantuan ini maka target Kementerian Pertanian untuk meningkatkan usaha peternakan sapi dapat diwujudkan.

“Sapi-sapi yang diberikan merupakan jenis indukan sehingga penting untuk proses pengembangbiakan,” ujarnya.

Titiek pun mengingatkan kepada penerima bantuan agar bisa memelihara dengan benar sapi-sapi tersebut. Terlebih lagi dalam proses pengembangan indukan lebih sulit ketimbang upaya peternakan seperti pengemukan atau pun pemotongan. Hal ini terjadi karena usaha pembibitan sapi membutuhkan waktu yang lebih lama, dan hasilnya baru akan terlihat dalam dua tahun ke depan.

“Memang untuk pembibitan dibutuhkan ketekunan  dan kecermatan yang lebih ketimbang program pengembangan lainnya [seperti penggemukan atau pemotongan]. Namun demikian, saya menyakini jika dikelola dengan benar maka usaha ini dapat berhasil,” papar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Mbah Noto, salah seorang tokoh masyarakat di Dusun Ngeblak. Menurut dia, keberhasilan program juga sangat tergantung pada proses pengawasan.  Untuk itu, selain komitmen dari penerima bantuan, juga butuh pengawasan dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Peternakan.

“Jangan sampai setelah bantuan diberikan semua sudah selesai. Sebab ada tugas untuk ikut menyukseskan program yang telah diberikan. Untuk itu, jangan sampai setelah menerima bantuan tinggal nongkrong-nongkrong saja,” katanya.

Anggota DPRD DIY, Slamet mengakui, batuan sapi tentu tidak bisa lepas dari masalah. Namun demikian, pada prosesnya butuh partisipasi dari semua pihak untuk menyukseskan program tersebut.  “Bantuan diberikan untuk membangkitkan kemandirian ekonomi masyarakat. Jadi biar sukses harus ada partsipasi aktif dari warga hingga dinas dalam upaya pendampingan,” kata Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya