SOLOPOS.COM - Anggota tim juri memeriksa ukuran tubuh kambing peranakan etawa yang mengikuti kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih, Kulonprogo, Rabu (7/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Peternakan Kulonprogo untuk peminat etawa pada tiga tahun terakhir terus meningkat.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kondisi agroklimat wilayah dataran tinggi di Kulonprogo dinilai cocok untuk pengembangan budi daya kambing peranakan etawa (PE). Populasinya terus bertambah, setidaknya dalam tiga tahun terakhir.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kulonprogo, Sudarna mengatakan, potensi terbesar kambing PE tersebar di Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan Pengasih.
“Agroklimatnya paling cocok,” ungkap Sudarna, dikonfirmasi pada Sabtu (17/10/2015).

Menurut Sudarna, kambing PE membutuhkan wilayah dengan kondisi suhu yang tidak terlalu tinggi untuk berkembang biak. Itulah mengapa potensi terbesar berada di sekitar Perbukitan Menoreh. Meski demikian, peternak di dataran tinggi juga bisa melakukan rekayasa suhu. Misalnya bagi peternak di Wates perlu lebih sering memandikan kambingnya.

Budi daya kambing PE cukup menjanjikan karena potensi produksinya tidak hanya daging, melainkan juga susu dan pembibitan. Menurut Sudarna, olahan susu bisa dikembangkan untuk memperkaya wisata kuliner dan menjadi oleh-oleh khas menoreh. Bahkan, jika dikelola dengan tepat, lokasi peternakan bisa dijadikan objek wisata edukasi. Hal itu salah satunya sedang dikembangkan kelompok peternak di Dusun Suropati, Desa Hargotirto, Kokap.

Sudarna lalu memaparkan, kelompok ternak yang punya kemauan berkembang dan maju akan didukung Pemkab Kulonprogo. Misalnya dengan diberikan bantuan bibit kambing maupun fasilitas lain yang menunjang sarana dan prasana peternakan.

Kepala Bidang Peternakan DKPP Kulonprogo, Nur Syamsu Hidayat mengatakan, populasi ternak kambing di Kulonprogo terus bertambah setiap tahun. Begitu juga dengan populasi kambing PE yang pada 2014 lalu tercatat mencapai 30.825 ekor, lebih banyak 988 ekor dibanding tahun sebelumnya.

Nur juga mengatakan, peternak kambing PE sudah diminta tidak menjual pejantan unggul ke luar daerah demi mempertahankan kualitas pembibitan. Dia berharap, peternak tidak tergoda meski ada konsumen yang menawar dengan harga tinggi.

“Kami masih melakukan penjaringan bibit unggul dan kambing kualitas A jangan sampai keluar dari Kulonprogo,” ucap Nur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya