SOLOPOS.COM - CEK KANDANG—Seorang peternak ayam bukan ras (buras) di Desa Tayuban, Panjatan, menutup pintu kandang untuk mencegah masuknya wabah penyakit tetelo (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

CEK KANDANG—Seorang peternak ayam bukan ras (buras) di Desa Tayuban, Panjatan, menutup pintu kandang untuk mencegah masuknya wabah penyakit tetelo (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

KULONPROGO—Penyakit tetelo atau Newcastle Disease (ND) menjadi ancaman bagi peternakan ayam di wilayah Kecamatan Panjatan.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (25/4) siang, Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Panjatan, Antony Kirwanto menjelaskan, sejak 10 bulan ini wilayah tersebut bebas dari penyakit flu burung (Avian Infuenza). Meski demikian, justru akhir-akhir ini penyakit tetelo sering menerjang unggas milik para peternak.

Menurut dia, penyakit tetelo memiliki ciri-ciri seperti gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas, ayam tampak lesu, nafsu makan menurun, mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.

“Kalau sudah parah, jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir,” jelas Antony.

Untuk mengantisipasi merebaknya penyakit tersebut, ia berharap para peternak segera mengandangkan ternak miliknya, atau membuat kandang terbatas menggunakan jaring untuk mencegah percampuran antarunggas yang bisa mendatangkan penyakit. Peternak juga harus rutin melakukan vaksin tiap tiga bulan sekali serta rutin memelihara sanitasi di dalam kandang dengan penyemprotan secara berkala.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya