Jogja
Minggu, 6 November 2011 - 15:47 WIB

Petugas pemantau temukan cacing hati pada hewan kurban di Wonosari

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Petugas pemantau hewan kurban Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul menemukan sejumlah sapi hewan kurban teridentifikasi mengandung cacing hati.

Di masjid Al Ikhlas, Wonosari, petugas pemantau mengidentifikasi satu dari lima sapi hewan yang dikurbankan  terserang cacing hati (Fascioliasis). Hal itu diketahui setelah dilakukan pembedahan pada hati sapi.  Adapun tujung kambing yang juga turut dilakuan penyembelihan, bersih dari penyakit Fascioliasis.

Advertisement

“Sapi lebih mudah terkena Fascioliasis karena memakan rumput sehingga lebih mudah tercemar bakteri cacing hati yang disebabkan dari siput. Kalau kambing agak sulit terkena lantaran lebih senang memakan dedaunan,” ujar Retno Dwiastuti, petugas pemantau, kepada Harian Jogja, Minggu, (6/11).

Selain ditemukan di masjid Al Ikhlas, virus Fascioliasis, juga ditemukan di masjid Nurul Hadi, Ledoksari, Wonosari dan masjid Al-Mukorobin, Wonosari. Menurut kepala dinas Peternakan Gunungkidul, Khrisna Berlian, sapi hewan kurban yang teridentifikasi terkena cacing hati itu berasal dari Jogja. “Sapi yang teridentifiasi terkena cacing hati itu berasal dari Jogjakarta, kebetulan disana banyak danau sehingga memicu perkembangan cacing hati yang ditularan melalui siput,” ujarnya.

Khrisna Berlian mengatakan, kecil kemungkinan bahwa sapi Gunungkidul tercemar bakteri cacing hati, pasalnya kondisi geografis di Gunungkidul tidak mendukung mata rantai persebaran cacing pita. “Cacing pita pada sapi biasa muncul di wilayah yang memiliki banyak danau yang ditularkan melalui siput. Kalau di Gunungkidul, kan tandus jadi saya pikir peluangnya agak kecil,” jelas dia.

Advertisement

Meski beberapa sapi yang didatangkan dari Jogjakata tersebut tercemar cacing hati. Hewan kurban tersebut tetap bisa dibagikan kepada fakir miskin karena virus cacing hati tidak berdampak kepada kondisi tubuh orang yang memakannya. Meski demikian, petugas pemantau tetap melakukan upaya pembersihan dengan memotong bagian daging yang telah tercemar cacing hati. “Virus cacing hati tersebut tidak berdampak kepada orang yang memakannya dan juga tidak meracuni. Tapi kami tetap melakukan upaya pembersihan dengan memotong daging itu untuk kami pisahkan,” ujar Khrisna.(Harian Jogja/Kurniyanto)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif