Jogja
Selasa, 7 Desember 2021 - 16:05 WIB

PFI Jogja Pamerkan Potret "Pageblug", Didedikasikan Untuk Ini

Yosef Leon  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana pameran foto jurnalistik bertema Pagebluk yang digelar PFI Jogja di Bentara Budaya 6-18 Desember 2021. (Dok.PFI Jogja)

Solopos.com, JOGJA — Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogja memamerkan ratusan hasil karya foto jurnalistik selama masa pandemi dalam pameran bertajuk ‘Pageblug’ yang digelar di Bentara Budaya 6-18 Desember 2021.

Pameran ini diselenggarakan khusus untuk menghormati para sukarelawan dan tenaga kesehatan yang gugur akibat pandemi Covid-19.

Advertisement

Ketua panitia pameran Pagebluk, Rahman mengatakan, ada sebanyak 24 pewarta foto yang bekerja untuk kantor media lokal, nasional dan internasional yang ikut berpartisipasi dalam pameran itu.

Sebanyak 144 karya yang disuguhkan terdiri dari foto lepas (Singel Photo) dan foto cerita atau (Story Photo) dalam format foto berwarna dan hitam putih.

Advertisement

Sebanyak 144 karya yang disuguhkan terdiri dari foto lepas (Singel Photo) dan foto cerita atau (Story Photo) dalam format foto berwarna dan hitam putih.

Baca juga: Hubungan Magis Gunung Merapi dan Laut Selatan yang Sarat Cerita Mistis

“Memang teman-teman banyak mengalami kendala, mulai dari tidak mendapat izin meliput hingga kucing-kucingan saat di lapangan. Ya, itu malah jadi cerita unik bagi kami dan hasilnya bisa dilihat pada pameran ini,” jelasnya, Selasa (7/12/2021).

Advertisement

“Kami mengerti risiko yang akan dialami saat peliputan namun kami juga dibekali pengetahauan terkait prosedur peliputan dan prokes,” ujarnya.

Baca juga: Bertambah, Kasus Covid-19 Peserta Didik di Jogja Total 40 Anak

Ketua PFI Jogja, Oka Hamied mengungkap, pameran foto ini juga digelar dengan maksud untuk mengingatkan bahwa pandemi telah merengut ribuan nyawa dan membuat dampak yang serius.

Advertisement

“Ke depan kita tidak akan menjadi longkro tapi lebih semangat lagi menghadapi rutinitas kehidupan pada masa tatanan baru ini,” katanya.

“Ini juga bentuk tanggung jawab kami, menyampaikan apa adanya peristiwa tanpa rekayasa. Pameran ini juga dapat menjadi bagian dari kontrol kepada pemerintah,” sambung Oka.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif