Jogja
Minggu, 12 Februari 2012 - 14:42 WIB

"Piagam" Pro Penetapan Ramaikan JL Jogja-Wonosari

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (HARIAN JOGJA/SUNARTONO)

(HARIAN JOGJA/SUNARTONO)

GUNUNGKIDUL—Polemik keistimewaan DIY terus memanas di Gunungkidul. Setelah stiker pro pemilihan bermunculan di sejumlah tempat, hari ini, Minggu (12/2), pihak pro penetapan memasang ratusan atribut berupa pamflet outdoor di sepanjang jalan Jogja-Wonosari. Stiker dan spanduk pro pemilihan di kawasan bundaran Siyono Playen juga tak tampak lagi lantaran sudah “dibersihkan”.

Advertisement

Dari pantuan Harian Jogja, ratusan atribut pro penetapan terpasang di sebelah kanan dan kiri Jalan Jogja-Wonosari seperti di kawasan Sambipitu, dan Bunder Patuk, serta Hutan Tleseh, kawasan Gading dan Logandeng, juga seputar Pasar Playen. Atribut itu terdiri atas dua pamflet outdoor berukuran 100 x 50 cm yakni soal ijab qobul yang sudah sering terpasang sebelumnya dan satu atribut baru berupa piagam penetapan.

Dalam piagam penetapan itu dinyatakan bahwa presiden Soekarno memberikan jaminan status khusus bagi kedua kepala kerajaaan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai “imbalan” untuk bergabung dengan Indonesia. Dalam pamflet berukuran besar itu disebutkan posisi Yogyakarta sebagai negara yang berdiri sendiri kemudian Presiden RI Soekarno meminang Raja Ngayogyakarta untuk bergabung dengan NKRI.

“Saya baru melihat pagi ini, kemarin sore belum ada spanduk seperti ini tidak apa-apa biar masyarakat pro penetapan kembali bersemangat,” ujar Supardiyono, 45, warga Dusun Jerukepek, Desa Kepek, Wonosari saat melihat pamflet yang terpasang di kawasan Siyono, Logandeng Playen.

Advertisement

Supardiyono mengatakan, sebelumnya ia sempat melihat sejumlah spanduk yang bernada pro pemilihan Gubernur DIY terpasang di depan Alun-alun Wonosari tetapi tak lebih dari sehari kemudian di copot orang tak dikenal. Ia sengaja menyempatkan melihat ratusan pamflet pro penetapan yang meramaikan jalan Jogja-Wonosari itu lantaran di dusunnya memang belum terpasang atribut serupa.

“Kalau yang spanduk ijab qobul saya sudah sering melihat, tetapi piagam penetapan ini saya baru kali ini melihat, dengan membaca ini jadi masyarakat bisa paham mengapa Ngayogyakarta ini harus istimewa,” ujarnya.(Harian Jogja/Sunartono)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif