Jogja
Selasa, 8 Desember 2015 - 05:55 WIB

PILKADA 2015 : Hampir 1.000 TPS Rawan, Pengawas Kewalahan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemungutan suara Pemilu 2014 (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pilkada 2015 untuk TPS rawan terjadi dhampir di seluruh tempat.

Harianjogja.com, JOGJA-Jumlah tempat pemungutan suara (TPS) rawan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di tiga kabupaten, Sleman, Bantul, dan Gunungkidul meluas yang mengakibatkan pengawas merasa kewalahan karena minimnya jumlah relawan.

Advertisement

Dua hari sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY merilis jumlah TPS rawan di tiga kabupaten tidak lebih dari 500 titik, akan tetapi setelah dilakukan pendataan dan pengamatan ulang jumlah TPS rawan mencapai 935 titik. Gunungkidul menempati urutan pertama sebagai kabupaten dengan jumlah TPS rawan terbanyak di DIY, yakni 447 buah, disusul Bantul dengan 302 TPS rawan, dan posisi terakhir ditempati Sleman dengan 186 titik TPS rawan.

Kerawanan yang dimaksud Bawaslu DIY meliputi lima indikator, yakni, akurasi daftar pemilih tetap (DPT), logistik pemilihan, money politic atau politik uang, netralitas aparatur sipil negara (ASN), dan ketaatan prosedur.

Jumlah TPS di Sleman pada pilkada 9 Desember mendatang sebanyak 1.969 TPS, Gunungkidul 1.860 TPS, dan Bantul 1.768 TPS.

Advertisement

Ketua Bawaslu DIY M Najib mengatakan TPS rawan tersebar di berbagai kecamatan dan kelurahan di masing-masing kabupaten penyelenggara pilkada. Setiap kecamatan memiliki tingkat kerawanannya masing-masing, misal, Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Bantul memiliki lima TPS yang rawan dan perlu diperhatikan akurasi daftar pemilih tetap. Seluruh TPS di Kecamatan Semanu Gunungkidul sebanyak 136 buah disinyalir rawan money politic dan enam TPS di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman rentan penyelewengan logistik pemilihan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif