Jogja
Jumat, 11 Desember 2015 - 13:55 WIB

PILKADA BANTUL : Kunci Kemenangan Suharsono-Halim adalah Relawan Akar Rumput

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon Bupati Suharsono dan calon wakil bupati Abdul Halim Muslih berfoto seusai mendaftar sebagai peserta Pilkada da kantorr KPU Bantul, Selasa (28/7/2015). (Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Pilkada Bantul dimenangkan Suharsono-Halim, mereka meyakini kemenangan karena kekuatan akar rumput

Harianjogja.com, BANTUL- Pilkada Bantul dimenangkan oleh pasangan Suharsono-Halim, yang mengalahkan calon bupati incumbent Sri Surya Widati-Misbachul Munir. Kemenangan ini mengejutkan semua pihak. (Baca juga :

Advertisement

Ketua tim sukses Suharsono-Halim, Arif Iskandar mengungkapkan kunci kemenangan mereka adalah karena suara akar rumput.

Sejak awal, pihaknya memang tidak memaksimalkan peran partai sebagai pengumpul massa di akar rumput. Ia lebih memilih mengokohkan dan mengukuhkan peran relawan sebagai pondasi bangunan tim sukses.

Untuk itu, ia menargetkan selama setengah bulan lamanya, sejak Agustus-September, sebanyak puluhan ribu relawan di akar rumput sudah harus dikukuhkan dan efektif bekerja. Tak butuh waktu lama, kurang dari setengah bulan, sebanyak 31.920 relawan mulai dari tingkat desa hingga RT sudah ia kukuhkan.

Advertisement

Mereka lah yang menjadi pondasi dan landasan tim untuk bekerja mendulang massa. “Secara struktural, partai pengusung memang terkesan tidak kami karyakan. Kami lebih fokus memantapkan kerja relawan,” katanya.

Di pundak para relawan inilah sebenarnya kemenangan Harsono-Halim yang sudah di depan mata itu, dibebankan. Tersebar di hampir seluruh desa di 17 kecamatan se-Bantul, para relawan itu bekerja meski sodoran dana dari posko Harsono-Halim terbilang sangat minim.

Bagaimana tidak, pihak Posko Harsono-Halim hanya akan menanggung sepenuhnya anggaran sosialisasi jika sosialisasi itu dilakukan dalam skala besar. Jika hanya berupa sosialiasi kecil, praktis para relawan itulah harus merogoh koceknya sendiri.

Advertisement

Pergerakan relawan akar rumput yang sporadis inilah, yang membuat popularitas Harsono-Halim kian terdongkrak secara perlahan. Tak hanya oleh tim lawan, pergerakan para relawan ini nyaris tak terendus oleh media massa. “Akibatnya, publik menganggap, Harsono-Halim tak bergerak. Akibatnya pula, paslon kami dianggap sebagai calon boneka,” gerutu pria yang akrab disapa Kandar itu.

Meski bergerilya namun sporadis, bukan lantas ia tanpa rasa cemas. Satu-satunya yang ia khawatirkan akan bisa merusak skenario adalah politik uang yang bisa sewaktu-waktu dilakukan oleh tim lawannya.

Setidaknya kecemasannya ini terbukti di beberapa kecamatan. Pundong misalnya. Di kecamatan ini, kinerja relawan sebenarnya merupakan yang terbaik dari 16 kecamatan lainnya. “Tapi kenyataannya, karena politik uang, di kecamatan itu [Pundong], Harsono-Halim kalah,” katanya.

Kendati kemenangan sudah di depan mata, bukan berarti kerja pondasi tim itu berhenti. Jika sebelumnya mereka sibuk mendulang dukungan, kini mereka beralih kerja untuk mengawasi suara. Dengan sangat hati-hati, mereka tetap mengawal proses penghitungan suara. “Jangan sampai suara kami yang sudah unggul, mendadak hilang. Sayang sekali kalau nanti kerja keras mereka akan jadi sia-sia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif