SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). (JIBI/Solopos/Antara/Dewi Fajriani)

Pilkada Bantul diwarnai dengan pengabaian imbauan KPU-Panwaslu

Harianjogja.com, BANTUL- Anggota DPR RI Idham Samawi sekaligus suami calon bupati petahana Sri Surya Widati mengabaikan himbauan lembaga penyelenggara Pemilu agar menunda pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada ribuan warga Bantul, Selasa (8/12/2015). Menyusul pelaksanaan hari tenang sebelum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember 2015.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Berdalih kunjungan kerja, mantan Bupati Bantul Idham Samawi tetap menggelar pertemuan dengan 3.000 wali murid di gedung Gapensi Bantul, Selasa siang. Padahal Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Bantul sejak Selasa pagi telah menyampaikan ke Idham Samawi agar acara itu ditunda hingga Pilkada selesai.

Anggota Panwaslu Bantul Divisi Penanganan Pelanggaran, Harlina mengatakan, hari tenang tidak boleh dicederai dengan acara yang diduga kuat mengandung kampanye terselubung.

Panwaslu menurutnya telah lama mencurigai gelagat Idham Samawi yang kerap menemui warga dengan alasan kunjungan kerja.

“Pak Idham itu suami incumbent sudah jelas, dia tim nya incumbent itu juga sudah jelas. Kami tidak melarang, tapi meminta acara ini ditunda saja,” kata Harlina, Selasa pagi (8/12/2015).

Panwaslu juga menembuskan imbauan penghentian acara itu ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI serta Lembaga Ombudsman RI agar turut mengawasi kegiatan anggota DPR daerah pemilihan (Dapil) DIY itu.

“Bawaslu RI juga sudah menyampaikan agar ini ditunda, kalau tetap dilakukan kami akan melakukan tindakan tegas,” kata dia yang belum mau menyebut seperti apa tindakan tegas tersebut.

Di hadapan 3.000 wali murid Idham memaparkan produk Kartu Indonesia Pintar (KIP) keluaran rezim Pemerintahan Joko Widodo.

Penyerahan KIP itu akan disertai dengan penyaluran dana bantuan bagi siswa SD hingga SMA bagi seluruh undangan yang hadir. Senilai Rp450.000 hingga Rp1.000.000 per siswa per tahun.

Di akhir acara ia juga menyampaikan salam dari isterinya Sri Surya Widati yang maju sebagai calon bupati.

“Sebenarnya tadi saya ajak, cuma dia bilang enggak usah saya di rumah saja ndak dikira kampanye. Jadi sampeyan [anda] semua dapat Salam dari mantan pacar saya,” kata Idham Samawi.

Dikonfirmasi ihwal larangan KPU dan Panwaslu, Idham justru balik bertanya.

“Pikir pakai logika, apakah setiap hari tenang tidak boleh ada kegiatan. Bangsa ini suruh berhenti, matilah Indonesia kalau seperti ini. Saya mau tanya apa ada aturan yang melarang,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya