SOLOPOS.COM - Ketua Tim Sukses, Arif Setiadi (paling kanan) saat mendampingi Badingah-Immawan Wahyudi saat memberikan pernyataan kemenangan pilkada di rumah Badingah di Dusun Purbosari, Wonosari, Wonosari, Rabu (9/12/2015). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pilkada Gunungkidul telah dimenangkan oleh Bupati incumbent, Badingah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kemenangan Badingah pada 9 Desember lalu, makin mempertegas dirinya sebagai ratu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul. Sebutan ini bukan tanpa sebab, pasalnya sejak dilaksanakan pemilihan secara langsung oleh rakyat pada 2005, ia terus tampil sebagai pemenangnya.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Fakta sejarah mencatat, Badingah dipasangkan dengan siapa pun tetap bisa tampil perkasa. Bahkan dalam tiga periode pemilihan, suara yang diperoleh terus mengalami peningkatan.

Saat mendeklarasikan sebagai wakil bupati Gunungkidul mendampingi Suharto di 2005, pasangan ini memeroleh 126.514 suara. Lima tahun berselang, Badingah dengan Suharto harus pisah jalan. Badingah tetap berada di kubu PAN untuk menemani almarhum Sumpeno Putro, sedangkan Suharto menyebrang ke PDI Perjuangan untuk menjadi calon bupati di partai itu.

Dalam pemilihan itu, pasangan Sumpeno Putro-Badingah menjadi yang terbaik dengan jumlah dukungan sebanyak  146.849 suara. Elektabilitas istri almarhum Wasito Dono Saroyo ini juga semakin mantab, saat maju sebagai calon bupati di pilkada tahun ini.

Berbekal dukungan lima partai koalisi (PAN, Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP) dan dipasangkan dengan Immawan Wahyudi, ia hampir dipastikan jadi pemenang pilkada dengan menyisihkan tiga calon lainnya. Tak tanggung-tanggung pasangan nomor urut satu ini diperkirakan memeroleh dukungan sekitar 166.722 pemilih.

Selain perolehan suara yang terus meningkat, dalam pilkada ini Badingah juga telah menciptakan sejarah baru. ia menjadi wanita pertama kali yang terpilih menjadi Bupati Gunungkidul.

Meski berstatus mantan bupati, namun saat pemilihan 2010, dia hanya maju sebagai wakil. Jabatan bupati dipegang karena bupati terpilih Supeno meniggal dunia. Seusai dengan aturan, maka posisi kosong diberikan ke wakilnya, yang tidak lain adalah Badingah.

Torehan baru tak berhenti sampai di sini, karena pasangan Badingah-Immawan Wahyudi (Baim) menjadi pasangan yang pertama kali yang memimpin Gunungkidul dua periode beruntun dalam pilkada yang langsung dipilih oleh rakyat. Di dua pemilihan sebelumnya (2005 dan 2010), belum ada pasangan incumbent yang terpilih kembali di periode berikutnya.

Ketua Pemenangan Pasangan Baim Arif Setiadi mangakui banyak rekor yang ditorehkan Badingah secara pribadi atau dengan pasangannya (Immawan Wahyudi) dalam Pilkada 2015. Kemenangan dalam pemilihan terdiri dari beberapa elemen yang saling berkaitan erat, mulai dari tingkat popularitas dan elektabilitas calon, visi misi yang dimiliki hingga kerja dari mesin partai pendukung.

“Kemenangan ini terjadi karena kerja semua pihak, mulai dari calon, partai hingga relawan pemenangan,” kata Arif kepada Harian Jogja, Minggu (13/12/2015).

Khusus untuk Badingah, Arif menilai bahwa ibu tiga anak ini merupakan pribadi yang supel dan dekat dengan rakyat, baik itu saat menjabat sebagai bupati atau pun wakil bupati. Kedekatan inilah menjadi salah satu kunci kemenangannya dalam setiap pilkada.

“Badingah sangat terkenal di masyarakat. Survei politik pada September lalu, ia memiliki popularitas lebih dari 90% dengan tingkat keterpilihan 49%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya