Jogja
Selasa, 29 September 2015 - 05:20 WIB

PILKADA GUNUNGKIDUL : Satu Baliho Paslon Rusak, Semua Dicopot

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Baliho kampanye Pilkada Gunungkidul. (Harian Jogja/Uli Febriarni)

Pilkada Gunungkidul, KPU memasang baliho kampanye untuk 4 pasangan calon. Jika satu rusak, maka untuk keadilan, maka semua dicopot

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunungkidul, Zainuri Ikhsan mengatakan hingga kini belum mencetak alat peraga dan materi pendukung yang akan digunakan dalam tahapan sosialisasi Pilkada Gunungkidul.

Advertisement

Sosialisasi secara maraton, sudah dilakukan, meski demikian untuk materi sosialisasi masih dalam masa persiapan dan akan dicetak pada awal Oktober 2015.

Sehingga KPU menerapkan strategi sosialisasi kepada pemilih yang berada pada tataran akar rumput, sehingga PPK dan PPS akan menjadi pelaksana banyak kegiatan yang tujuannya sebagai bentuk sosialisasi.

Zainuri mengungkapkan bahwa tahapan sosialisasi masih belum terlambat, karena diselenggarakan bertahap Oktober hingga November.

Advertisement

Disinggung mengenai lambannya KPU membenahi APK yang rusak, Zainuri menjelaskan, persolan ini menjadi hal yang masih terus diupayakan secara optimal.

Sejauh ini apabila ada APK yang rusak, KPU akan meminta PPK dan PPS memperbaikinya. Tapi bila tidak bisa diperbaiki, KPU meminta APK tersebut sekaligus APK milik pasangan calon yang lain juga dicopot.

“Agar tidak menimbulkan pandangan bahwa KPU memihak pada paslon tertentu,” ucapnya.

Advertisement

Sebelumnya, Komisioner Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Humas KPU Gunungkidul, Yudha Ayu Mindarsih menerangkan KPU memulai sosialisasi kepada siswa kelas XII di kurang lebih 32 Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Gunungkidul.

Selain itu bekerja sama dengan organisasi kepemudaan misalnya Karang Taruna untuk bisa menjangkau ke wilayah. Ditambah PPS yang diharapkan bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat di tingkat RW.

Sosialisasi memberikan materi mulai dari mengenal sosok pemimpin yang baik, cara menggunakan hak pilih dan menolak menjadi golongan putih. Bukan hanya lewat sistem penyuluhan seperti di kelas, pihaknya juga melakukan sosialisasi lewat pentas seni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif