SOLOPOS.COM - Suasana TPS 1, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim yang menyuguhkan konsep unik pada pemungutan suara Pilkada 2015, Rabu (9/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Pilkada Gunungkidul telah berlalu. Angka partisipasi pemilih hanya sekitar 70%

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sejumlah warga Gunungkidul memilih untuk tetap tidak menggunakan hak pilihnya, meskipun mengenal pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Gunungkidul pada Pilkada 2015, 9 Desember 2015 lalu.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Salah seorang warga Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Randi Pandu Kesumo menerangkan bahwa ia memilih untuk tidak hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena dirinya enggan untuk memberikan hak pilih.

Tanpa memberikan alasan secara spesifik, ia mengungkapkan sesungguhnya pada 9 Desember lalu, kuliah memang diliburkan dan ia mendapat kesempatan untuk mencoblos. Namun ia memilih untuk tetap berada di Jogja dan tidak pulang ke Gunungkidul.

“Enggak pengen [tidak ingin mencoblos] saja,” ujarnya, Minggu (27/12/2015).

Hal yang sama seperti diutarakan oleh seorang warga Desa Sumberejo, Kecamatan Semin, Maria Dwi.

“Sudah tahu, kenal dan mengikuti informasi tentang siapa mereka. Tapi, tidak ada dari mereka yang sesuai dengan nurani, jadi tidak mencoblos,” terangnya.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Ketua KPU Kabupaten Gunungkidul, Zainuri Ikhsan mengatakan bahwa angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2015 yang menyentuh sekitar 70,30 persen, menjadi catatan tersendiri bagi KPU Kabupaten Gunungkidul.

Pihaknya memperkirakan bahwa dari hasil pemetaan sederhana yang sudah dilakukan oleh KPU Kabupaten Gunungkidul, minimnya angka partisipasi ketika Pilkada, disebabkan sejumlah penyebab.

Di antaranya pemilih yang merupakan perantau tidak kembali ke Gunungkidul untuk mencoblos, selain itu sejumlah pemilih yang sudah berusia lanjut usia memilih untuk tidak hadir mencoblos di TPS. Penyebab yang lain, pada malam hari sebelum pencoblosan, hujan turun di sejumlah lokasi di Gunungkidul.

“Kami sempat mengetahui ada petani yang menyatakan secara terbuka, memilih untuk memulai mengolah lahan pertanian mereka, daripada mencoblos. Tapi apakah faktor-faktor tadi ini yang benar-benar menyebabkan minimnya partisipasi pemilih, masih harus dibuktikan lewat riset,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya